Gubernur Rapat Pembahasan TOL dengan WASKITA

Denpasar (Metrobali.com)-

PT Wastika Karya menggagas pembangunan empat ruas jalan tol yang menghubungkan kawasan Bali Selatan-Barat-Utara. Empat ruas jalan tol yang ditawarkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang kontruksi ini meliputi ruas Kuta-Canggu-Tanah Lot-Soka, Soka-Pekutatan, Pekutatan-Gilimanuk dan Pekutatan-Lovina. Pra studi kelayakan atas rencana pembangunan jalan tol tersebut dipresentasekan di hadapan Gubernur Bali Made Mangku Pastika di Denpasar, Kamis (16/4).

Desi Arryani selaku Direktur Operasional I PT. Waskita Karya (Persero) Tbk menjelaskan, gagasan ini merupakan tindak lanjut kebijakan Presiden Joko Widodo yang merencanakan pembangunan jalan tol sepanjang 1.562 km di seluruh Indonesia hingga tahun 2019 mendatang.  Kebijakan ini ditindaklanjuti dengan menugaskan BUMN yang mampu untuk menjadi BUJT (Badan Usaha Jalan Tol). “Salah satunya adalah PT Waskita Karya (Persero) Tbk,” ujarnya. Kata Desi, Bali menjadi salah satu daerah yang dilirik untuk pembangunan jalan tol karena hasil survei menunjukkan bahwa kawasan selatan sudah sangat krodit. Hal ini, tambah dia, memicu terjadinya ketimpangan pembangunan antara kawasan selatan dengan bagian lainnya. Menurutnya, pengembangan jalan tol ini menjadi bagian penting dari upaya untuk mempercepat pemerataan pembangunan di wilayah Bali.

Menambahkan penjelasan Desi Arryani, Konsultan Waskita Karya Ahmad Faiz memaparkan bahwa total ruas jalan tol yang direncanakan sepanjang 156,7 KM yang terdiri dari Ruas Kuta-Canggu-Tanah Lot-Soka (28 KM), Soka-Pekutatan (25,1 KM), Pekutatan-Gilimanuk (54,4 KM) dan Pekutatan-Lovina (46,7 KM). Dibutuhkan dana sekitar 34,379 trilyun untuk mendanai pembangunan ruas jalan tol ini.  Guna memuluskan rencana ini, pihaknya sudah melakukan survei guna melengkapi pra studi kelayakan. Survei antara lain difokuskan pada analisa perkembangan wilayah, proyeksi lalu lintas, pemilihan trase dengan tinjauan aspek lingkungan, biaya dan teknis, perkiraan biaya konstruksi, analisa ekonomi dan analisa finansial.

Untuk ruas Kuta-Canggu-Tanah Lot-Soka, pihaknya memberi tiga alternatif yaitu trase 1 yang mengacu pada RTRW, trase 2 yang melewati pantai dan trase 3 dengan memanfaatkan alur sungai. Alternatif yang melewati sungai mendapat bobot tertinggi dan secara ekonomis paling memungkinkan untuk digarap. “Jika melewati pantai, biayanya mahal dan konstruksi tak bertahan lama karena kuatnya arus Samudra Hindia,” imbuhnya. Trase 1 yang mengikuti jalur RTRW juga terkendala pembebasan lahan karena melewati kawasan pariwisata Canggu. Sementara untuk tiga ruas tol lainnya relatif lebih mudah untuk digarap karena tak melewati jalur yang begitu padat. Terkait gagasan ini, pihak Waskita Karya ingin mendapat respon dan masukan dari Gubernur Pastika untuk melangkah pada tahapan selanjutnya.  Jika digarap sungguh-sungguh, pihaknya yakin jika realisasi mega proyek ini bukan hal yang mustahil. Karena ruas jalan tol yang lebih panjang sudah berhasil dikerjakan di Pulau Jawa.

Gubernur Pastika yang didampingi sejumlah pimpinan SKPD merespon positif gagasan untuk membangun Jalan Tol ini. Menurutnya, wacana peningkatan infrastuktur jalan pada ruas yang ditawarkan sudah sering dilontarkan.  Karena itu, dia menaruh harapan yang sangat besar Waskita Karya dapat merealisasikan pembangunan jalan ini. Terlebih, tambah Pastika, Pemprov Bali berencana mengembangkan kawasan Pekutatan-Jembrana sebagai kota baru. Kebetulan di sana ada lahan pemprov seluas 1.100 haktare yang saat  ini dimanfaatkan sebagai kebun karet. Jika ruas jalan tol bisa diwujudkan, dia yakin pengembangan kawasan itu dapat dipercepat dan akan membawa manfaat bagi masyarakat sekitar. Lebih dari itu, Pastika juga optimis investasi jalan tol ini bernilai ekonomis tinggi. Karena itu, Gubernur mengharapkan agar pihak Waskita Karya serius menggarap rencana ini agar segera dapat direalisasikan.

Pertemuan juga dihadiri sejumlah Pimpinan SKPD antara lain Asisten Perekonomian Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat I Ketut Wija, Kadis PU Nyoman Astawa Riyadi, Kepala Bappeda Putu Astawa, Kadis Perhubungan, Informasi, dan Komunikasi  I Ketut Artika dan Karo Aset I Ketut Adhiarsa. AD-MB