Negara (Metrobali.com)-

Warga Desa Yehembang, Kabupaten Jembrana, Bali, menagih janji rekanan atau pemborong yang mengerjakan proyek penanggulangan banjir di muara setempat, terkait pembuatan jalan di timur sungai.

“Dulu saat sosialisasi proyek, katanya akan ada pembuatan jalan selebar tiga meter di sebelah timur sungai. Tapi setelah proyek selesai, sampai sekarang janji tersebut belum dilaksanakan oleh pemborong,” kata Ketut Kami, salah seorang warga setempat, Minggu (21/7).

Pantauan di lokasi, sebenarnya pelaksana proyek sudah membuat akses jalan di wilayah Banjar atau Dusun Pasar ini namun belum diratakan.

Meskipun jalan sudah ada, menurut Kami, tidak bisa dilalui karena kondisinya rusak berat, apalagi saat musim hujan.

Karena pihak proyek tidak juga meratakan jalan tersebut, beberapa warga memanfaatkannya untuk menaman rumput gajah sebagai pakan ternak.

“Kalau jalan ini mau diratakan dan diperbaiki, kami tidak masalah jika rumput gajah tersebut dibersihkan,” kata Kami yang mengaku, ikut menanam rumput gajah di lokasi tersebut.

Ketut Kami serta beberapa warga lainnya tidak tahu kenapa pembuatan jalan tersebut tidak dilanjutkan, padahal pembebasan tanah warga untuk jalan sudah dilakukan.

Selain soal jalan tersebut, warga juga mengeluhkan jalan aspal hotmix yang rusak gara-gara dilalui truk-truk pengangkut material proyek.

“Ada tiga titik kerusakan jalan yang baru dihotmix sekitar satu tahun ini. Kalau dibiarkan kami khawatir bertambah parah, apalagi jalan ini merupakan akses utama ke kuburan desa,” kata Dewa Kade Rana, warga setempat.

Sementara anggota DPRD Provinsi Bali asal Kabupaten Jembrana, Ida Bagus Birawan mengatakan, ia sudah berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai Bali Penida serta pihak rekanan dan mendapatkan keterangan, pelaksana proyek kesulitan melanjutkan pembuatan jalan tersebut karena sudah ditanami rumput gajah oleh warga.