Keluarga Miskin Bandem

Klungkung ( Metrobali.com )

Anak adalah karunia Tuhan yang harus dibesarkan dan diberi pendidikan yang layak agar memiliki masa depan yang baik. Namun kemiskinan membuat keluarga di Kabupaten Klungkung, tidak bisa memenuhi kewajibannya.

Adalah keluarga Wayan Bandem (72) warga Banjar Lekok, Desa Sampalan Kelod, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung  yang dilanda kemiskinan. Keluarga ini  terdiri dari tujuh jiwa. Dari lima anaknya, tiga anak diantaranya putus sekolah Dasar. Bandem, sang kepala rumah tangga, tidak mampu lagi membiayai sekolah akibat keadaan yang menderanya.

Bandem yang beristrikan Ni Wayan Mudiasih (43) dikaruniai lima anak yakni Ni Putu Purnama Wati 14, Gede Sugiarta 12, Komang Ari Artana 10, Ni Ketut Widia Adnyani 8, dan I Wayan Ari Krisna 4. Dari lima anak Bandem, tiga diantaranya putus Sekolah Dasar, dia adalah Mudiasih putus Sekolah Dasar Kelas V, Sugiarta putus Sekolah Dasar Kelas III dan Artana hanya sampai Sekolah Dasar Kelas II.

‘ Karena keadaan, Saya tidak mampu lagi menyekolahkan anak-anak, ‘ ujar Bnadem, dirumahnya Senin ( 1/12 ) sore.

Di rumah berdindingkan atap Seng yang dipasang keliling keluarga Bandem berkumpul menjadi satu. Meski rumah mereka berada di Galian C, tidak jauh dari pemukiman penduduk dan tidak ada aliran listrik, dimalam hari hanya diterangi lampu templek,  mereka berusaha bertahan hidup.

Untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, Bendem bersama Istri dan ke lima anaknya ikut mencari kayu bakar guna dijual kepada warga setempat dengan harga Rp 80 ribu dua gerobag.
Uang tersebut digunakan untuk biaya hidup keluarganya. Jika tidak mendapatkan kayu bakar, keluarga ini terpaksa makan seadanya.

Tak hanya itu, selama 14 tahun keluarga ini hanya dua kali mendapatkan jatah beras miskin dari pemerintah. “ Selama 14 tahun hanya dua kali menerima bantuan beras dari Pemerintah, “ akunya.

Kini putri pertamanya sudah beruasia 14 tahun bersama lima adik adik akhirnya lebih banyak membantu orang tua mencari kayu bakar.

“ Saya suka bantu-bantu mencari kayu bakar, “ ujar Purnama, yang tidak mau lagi sekolah.

Keluarga ini untuk mencari kayu bakar berangkat pagi menggunakan dua kereta. Satu didorong Bandem sedangkan sang Istri mendorong kereta satunya. Anak-anak Bandem terlihat ceria ketika kedua kereta penuh berisi kayu bakar. Tampak ketika Metrobali menemukan di jalan raya Gunaksa, anak – anak Bandem tersenyum saat diambil gambarnya. Anak Bandem No 4 dan 5 berada diatas kereta berisi  tumpukan kayu dan ketiga kakaknya bahu membahu mendorong kereta. SUS-MB