Klungkung ( Metrobali.com )
Musim kemarau berkepanjangan di mana – mana terjadi kekeringan. Hutan di gunung yang menyerap air hujan untuk dialirkan ke sungai sungai yang ada dan dimanfaatkan oleh warga sudah tidak bisa diharapkan lagi. Begitu juga cubang – cubang untuk menampung air hujan yang dimanfaatkan warga sepertinya ikut terimbas kekeringan.

Kini saudara – saudara kita disanapun menjerit minta belas kasihan pemerintah setempat. Seperti apa yang dialami warga Bukit Tengah, desa Pesinggahan, Dawan, klungkung dimusim kemarau ini kesulitan mendapatkan air. Cubang – cubang yang biasanya menampung air hujan untuk dikonsumsi sudah kering kerontang. Ironisnya mobil tangki PDAM yang dikelola Dinas Sosial untuk mengirim air ke lokasi kini hampir sebulan tidak kelihatan batang hidungnya.

I Nyoman Warka salah seorang warga  kepada  Metrobali.com, Kamis 27/9,  menuturkan, beberapa warga di desanya yang memiliki cubang sudah kering, begitu juga cubang umum yang ada dengan ukuran berdeameter sekira tiga meter dengan kedalaman empat meter kini ikut surut.

Memang sebelumnya bantuan mobil tangki PDAM sempat datang membawa air  dan ditampung di sebuah bak penampungan, Itupun setiap satu tangki warga membayar sebesar Rp 125.500,-.  Namun sejak sebulan terakhir ini entah apa penyebabnya mobil tangki tersebut tidak pernah kelihatan batang hidungnya lagi, hingga warga yang ada dilokasi menjerit kesulitan mendapatkan air untuk dikonsumsi, ungkapnya.

Kok bisa? ”Kita tidak bisa menyalahkan warga yang tentunya sangat awam terhadap permasalahan yang terjadi di kota pusat roda pemerintah, dan merekapun tidak mengetahui bahwa pejabat berkutat hanya mementingkan dirinya sendiri hingga tidak peduli lagi terhadap rumahnya di mana penghuninya menderita tidak ada air.

Warga disana hanya mendengar informasi bahhwa mobil yang biasa mengirim air ke daerah itu sedang dikirim ke Buleleng. Itu yang menyebabkan warga terpaksa turun gunung berjalan kaki sekitar dua kilo meter ke Banjar Belitung, Desa Pesinggahan, untuk mengambil air sumur. Hanya itulah satu satunya sumber air untuk dikonsumsi warga baik diminum maupun dipakai kebutuhan lainnya.

Sala satu warga di desa tersebut angkat bicara, dia adalah I Kadek Ludra .  ”Pejabat klungkung tidak mau peduli dengan warganya. Mereka hanya ingat rakyat saat pencoblosan, setelah itu cuek, ujarnya kesal.

Hal yang sama dikemukakan Sutirka yang menuding pemerintah lambat tangani bencana kekeringan  di wilayahnya. ” Masak membantu bencana di Buleleng bisa, sedangkan masyarakat di sini tidak diperhatikan”, ucapnya.

Sementara Wabup Tjok gede Agung mengetahui hal tersebut langsung merespon cepat dengan memanggil Dirut PDAM KLungkung dan Dinas Sosial untuk segera atasi kekeringan didesa tersebut. Wabup malah sudah perintahkan pihak Dinas DKP untuk membantu mendrop tangki air. SUS-MB.