London, (Metrobali.com) –

Ribuan warga berkumpul di London untuk mendesak warga Skotlandia agar menolak kemerdekaan dan tetap bersatu di dalam Kerajaan Inggris pada saat jajak pendapat yang diadakan tiga hari lagi.

Para demonstran yang mengikuti pawai di pusat Trafagal Square mengibarkan bendera Union Jack (bendera Britania Raya) dan membawa spanduk yang bertuliskan “Ayo tinggal bersama” dan “Skotlandia jangan pergi, kami cinta kalian”.

“Saya khawatir akan Skotlandia yang memisahkan diri dari Kerajaan Inggris. Ini akan benar-benar menjadi lelucon dan sangat buruk,” kata Shona Milne (56) seorang penduduk lama Inggris dari Glasgow.

“Saya putus asa dan saya tahu jutaan warga Skotlandia merasakan hal yang sama,” tambah Milne yang menggunakan kaos bertuliskan ‘Bangga menjadi warga Skotlandia dan Britania’.

Suasana yang terasa tidak nyaman namun penuh keseriusan saat lagu pop seperti “We are Family” dan “Let’s Stay Together” yang didengarkan dengan pengeras suara di keramaian lebih dari 2000 orang.

Jajak pendapat akan menunjukkan hasil yang baik ketika warga Skotlandia memberikan suara pada Kamis esok, yang menjadi referendum bersejarah sejak 307 tahun Britania Raya berdiri.

“Menurut kami persatuan lebih baik daripada terpecah belah dan bekerjasama lebih baik daripada berkompetisi,” kata Dan Snow, seorang penyiar dan sejarahan di kerumunan orang.

Musisi rock Irlandia Bob Gedolf yang telah lama tinggal di Inggris mengatakan Kerajaan Inggris adalah satu hal yang terbaik yang pernah diciptakan di zaman modern.

“Mereka pikir ini adalah kejayaan yang besar, tidak, kita adalah sebuah keluarga dan kita saling mencintai,” kata Geldolf di saat pawai.

“Tidak, jajak pendapat untuk kemerdekaan, meski memiliki konsekuensi menakutkan dan merupakan ‘perceraian yang menyakitkan'” kata Perdana Menteri Inggris David Cameron dalam pidatonya saat pawai mengunjungi Aberdeen –daerah di Skotlandia–.

Pemimpin Partai Nasionalis Skotlandia dan Menteri Pertama Skotlandia berargumentasi bahwa negara akan lebih baik dipimpin oleh pemerintah nasional dan memiliki sumber daya kemakmuran.

Tim Fel (34) mahasiswa dari Edinburgh menjelaskan bahwa ia memahami kebencian Skotlandia atas perjuangan ekonominya di masa deindustrilisasi, tapi sudah waktunya untuk lupakan semua.

“Skotlandia sedang maju di bidang ekonomi, budaya, dan sosialnya di Britania Raya, dan saya khawatir saya tidak punya rumah untuk pulang,” kata Fell yang menggunakan rok kotak-kotak dan membawa bendera Skotlandia.

(Ant) –