Lusaka, (Metrobali.com) –

Wakil Presiden Zambia Guy Scott pada Jumat membantah laporan bahwa Presiden Michael Sata telah meninggal saat menghadiri Sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat.

The Newsweek melaporkan Presiden Sata, yang berusia 77 tahun, meninggal tak lama setelah diperiksa oleh para dokter dari Departemen Luar Negeri AS di kamar hotelnya.

Namun Wakil Presiden Zambia tersebut telah membantah laporan itu, dan mengatakan kesehatan Sata sepenuhnya normal.

“Pagi ini ada media asing yang menelepon saya mengenai masalah yang sama dan saya berusaha meyakinkannya mengenai situasi yang sesungguhnya. Itu tidak benar dan setelah penyelidikan lebih lanjut kami telah menetapkan bahwa ia tidak menerima layanan medis darurat,” kata Scott dalam sesi tanya-jawab di Parlemen.

Berbagai spekulasi mengenai kesehatan Sata mulai beredar pada Rabu malam (24/9), ketika pemimpin Zambia tersebut gagal muncul untuk pidatonya yang dijadwalkan di Sidang Majelis Umum.

Tapi Wakil Presiden Zambia tersebut mengaakan tak ada yang aneh mengenai tak-datangnya Sata ke Sidang Majelis Umum PBB, demikian laporan Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat malam. Ia menambahkan bahwa tidak wajib bagi setiap orang yang menghadiri acara tersebut untuk berbicara.

Pada Jumat lalu (19/9), Sata berpidato di Parlemen Zambia, setelah gagal tampil di depan umum untuk waktu lama, sehingga menimbulkan spekulasi mengenai kondisi kesehatannya. Sata –yang kelihatan pucat dan bahkan tak bisa menyelesaikan pembacaan pidatonya– mengatakan “saya tidak mati” dan berterima kasih kepada istrinya karena sudah mengurus dia.

Telah beredar kecemasan yang meningkat mengenai kesehatan Sata setelah ia menghilang dari kehidupan umum pada Juni; beberapa laporan yang belum dikonfirmasi menyatakan ia telah pergi ke Israel untuk menjalani perawatan medis sedangkan pemerintah mengatakan ia “sedang menjalani libur kerja”.

Sata menjadi Presiden Kelima Zambia setelah menang dalam pemilihan umum 2011, setelah tiga kali gagal.

(Ant) –