Indonesian Vice President designate Boediono speaks in Singapore

Jakarta (Metrobali.com)-

Wakil Presiden Boediono mengingatkan agar istilah yang pernah dikenal dalam perjalanan sejarah bangsa berupa dikotomi antara kelompok teknolog dan ekonom tidak terulang lagi, namun sebaiknya keduanya bisa saling mendukung untuk memajukan negara.

“Seyogyanya tidak boleh terjadi lagi dikotomi, karena upaya kita mengubah mentransformasikan bangsa kita itu, kuncinya terletak pada dua sektor tersebut,” kata Boediono saat memberikan sambutan pada Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) 2014 di Gedung BPPT Jakarta, Senin (11/8).

Hadir dalam acara tersebut antara lain Ibu Herawati Boediono, Presiden ke-3 RI BJ Habibie, Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Linda Amalia Sari.

Wapres mengakui bahwa penelitian dasar sangat mahal tetapi sangat bermanfaat. Untuk mengatasi tingginya biaya penelitian, Wapres mengusulkan agar proses transformasi itu dapat berjalan dengan baik dengan cara yang ekonomis, yaitu dengan melakukan penerapan penelitian.

“Sudah banyak penerapan penelitian yang dilakukan, hanya dengan sedikit penyesuaian sudah dapat digunakan,” ujar Wapres.

Boediono mengatakan proses yang paling sulit dilakukan adalah inovasi, karena menyangkut beberapa elemen mendasar yang belum tentu ada di masyarakat.

Inovasi menuntut adanya wirausaha yang berani mengambil risiko. Pemberian modal atau pinjaman juga merupakan hambatan bagi inovasi yang sering dijumpai pada banyak negara.

Wapres mengingatkan bahwa kunci dari proses transformasi ini adalah produktivitas. Produktivitas dapat dilakukan tanpa harus melakukan inovasi, seperti efisiensi, perbaikan manajemen, dan perbaikan tata kerja.

Bahkan Boediono berharap di masa yang akan datang terdapat indikator tentang produktivitas yang terkait dengan sektor utama. “Indikator yang bisa kita monitor seperti indeks pertumbuhan ekonomi dan inflasi,” ucap Wapres.

Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta mengatakan Hakteknas diperingati untuk yang ke-19 tahun dengan tema “Inovasi Pangan, Energi, dan Air untuk Daya Saing Bangsa”.

“Sesuai arahan Presiden RI pada peringatan Hakteknas tahun yang lalu, bahwa isu penting yang harus disiapkan oleh Indonesia dalam rangka menuju Negara Maju 2030 adalah memperoleh jawaban terhadap tantangan yang dihadapi dunia dan Indonesia saat ini dan masa depan, yaitu semakin langkanya pangan, energi, dan air,” tutur Menristek.

Penetapan Hakteknas setiap tanggal 10 Agustus ini merupakan bentuk apresiasi terhadap teknologi yang dikembangkan oleh anak bangsa, setelah berhasil dalam memanfaatkan, menguasai, dan mengembangkan teknologi dengan menerbangkan pesawat N-250 pada tanggal 10 Agustus 1995 di Bandung.

Dalam acara ini juga, Wapres memberikan anugrah Iptek kepada sejumlah pihak yang berprestasi dan produktif dalam mendukung kemajuan inovasi teknologi dalam negeri. AN-MB