Pasang Baliho dan Bersih-Bersih Sampah Plastik di Pura Ulun Danu Batur
foto bersih-bersih
Poto kegiatan bersih-bersih di Pura Ulun Danu Batur

Bangli (Metrobali.com)-

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Wahana Peduli Lingkungan (Wanapeling) Batur, menggelar acara pemungutan sampah plastik dan pemasangan baliho Tolak Reklamasi Berkedok Revitalisasi Teluk Benoa di Pura Batur, Kintamani Bangli pada Selasa (10/11) kemarin. Acara yang dimulai pukul 09.00 diikuti oleh puluhan pemuda. Acara tersebut dimulai dengan melakukan persembahayangan di Pura Ulun Danu Batur, kemudian dilanjut dg aksi bersih-bersih dan pemasangan baliho.

Ketua LSM Wanapeling Batur, Yogi, menerangkan ada satu buah baliho  Tolak Reklamasi yang dipasang dengan letak posisi di depan Kantor Camat Batur Utara. “Hari ini, (Kemarin, Red) kami melakukan aksi solidaritas terhadap gerakan yg ada di Bali Selatan untuk menolak reklamasi berkedok revitalisasi Teluk Benoa ,” ungkapnya.

Bentuk solidaritas ini dipandang perlu, mengingat proyek reklamasi seluas 700ha ini dilakukan di Teluk Benoa yang awalnya merupakan kawasan konservasi dan juga teluk tersebut merupakan kawasan suci. “Kami tentu sudah pelajari dampaknya, dan yang paling terpenting, kami di Batur ini juga memiliki sebuah danau yang juga memiliki nilai konservasi dan tidak ingin juga suatu saat dieksploitasi,” terangnya.

Yogi bersama pemuda lainnya dari LSM Wanapeling juga menuntut Presiden Jokowi agar mencabut Perpres 51 tahun 2014 “Kami berharap tidak terjadi kerusakan lagi seperti kasus reklamasi di Pulau Serangan, kita harus belajar dari masa lalu”ujarnya.

foto penolakan

I Putu Sucipta, sekretaris Wanapeling menyampaikan bahwa Bali memiliki prinsip nyegara gunung sehingga alam Bali harus dijaga dg konsep keseimbangan. “kami dari pegunungan menolak reklamasi berkedok revitalisasi Teluk Benoa, karena proyek reklamasi Teluk Benoa akan memberikan dampak negatif bagi pulau bali. Kami percaya konsep nyegara gunung sehingga harus menjaga kelestarian gunung dan pesisir di Bali” ujarnya.

Acara tersebut juga dihadiri oleh pihak ForBALI (Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa).  “Kami sangat mengapresiasi kawan-kawan  Wanapeling yg ikt menyuarakan penolakan reklamasi Teluk Benoa”  ujar Miasa selaku perwakilan ForBALI yg hadir

Miasa menerangkan gerakan tolak reklamasi Teluk Benoa semakin berkembang dimana saja, ini menandakan bahwa persoalan reklamasi Teluk Benoa bukan hanya persoalan masyarakat Tanjung Benoa saja. Hal ini sudah  persoalan masyarakat seluruh Bali bahkan menjadi masalah nasional.  Miasa mengajak Sekaa Truna Truni dan elemen pemuda yg ada di Bali untuk ikut dan aktif menyuarakan penolakan reklamasi Teluk Benoa bersama-sama dengan ForBALI.

Disinggung mengenai acara bersih-bersih sampah plastik, Miasa menegaskan ini sebagai bentuk kerja tulus ikhlas. “Kami sadar sampah plastik mengancam kehidupan manusia dimasa depan sehingga Kami melakukan kegiatan kecil ini sebagai sumbangsih kami kepada lingkungan.” “Kami sekaligus juga mengingatkan kelompok-kelompok yang sering mengklaim melakukan kegiatan bersih-bersih namun tidak ikhlas karena dibalik kegiatannya hanya ingin mereklamasi Teluk Benoa;” sindir Yogi.

Selain pemasangan Baliho, mereka juga melakukan persembahyangan dan aksi bersih-bersih Pura Ulun Danu Batur sebagai bentuk nyata kepedulian terhadap lingkungan hidup. RED-MB