New York, (Metrobali.com) –

Saham-saham di Wall Street berakhir turun pada Kamis (Jumat pagi WIB), karena kemajuan oleh para pelaku jihad di Irak menterup data pasar tenaga kerja yang menggembirakan dan dipicu pembicaraan kemungkinan aksi militer oleh AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 75,07 poin (0,46 persen) menjadi 16.368,27.

Indeks berbasis luas S&P 500 melemah 10,67 poin (0,56 persen) menjadi 1.909,57, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq kehilangan 20,08 poin (0,46 persen) pada 4.334,97.

Brent Schutte, penyiasat pasar di BMO Global Asset Management, mengatakan kerugian pada Kamis di Wall Street “benar-benar” karena memburuknya secara tajam kondisi di Irak.

Para pelaku jihad merebut Qaraqosh, kota Kristen terbesar di Irak, mengirim puluhan ribu warga panik mengungsi dalam salah satu perkembangan paling dramatis dari konflik yang telah berlangsung selama dua bulan.

Para pejabat AS dilaporkan sedang mempertimbangkan serangan udara dalam menanggapi apa yang Gedung Putih menyebut sebuah kemungkinan “bencana kemanusiaan.” Schutte mengatakan berita Irak membayangi penurunan besar dalam klaim pengangguran AS.

“Situasi Irak telah mengambil giliran kemungkinan menjadi memburuk,” kata Schutte.

“AS berpotensi akan lebih terlibat karena kelompok Islam (ISIS) terus membuat keuntungan.” Saham-saham AS berbalik lebih rendah dari pembukaan yang lebih tinggi pada Kamis, karena para investor juga mengkhawatirkan berlanjutnya krisis di Ukraina.

Pasar awalnya naik setelah data klaim pengangguran AS mingguan keluar lebih baik dari yang diharapkan. Dalam pekan yang berakhir 2 Agustus, angka pendahuluan untuk klaim awal yang disesuaikan secara musiman adalah 289.000, sebuah penurunan 14.000 dari tingkat yang direvisi pekan sebelumnya, kata Departemen Tenaga Kerja AS.

Sementara itu, pergerakan rata-rata empat minggu, ukuran lebih halus dari klaim awal, turun 4.000 menjadi 293.500 pada minggu lalu, menandai tingkat terendah sejak 25 Februari 2006.

Namun, pasar saham AS melemah kemudian, karena investor cenderung untuk tinggal di luar pasar di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik di Ukraina.

Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev pada Kamis mengatakan bahwa Rusia memberlakukan larangan impor produk makanan dari Uni Eropa dan Amerika Serikat sebagai pembalasan untuk sanksi mereka terhadap Moskow atas krisis Ukraina.

Sehari sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani sebuah keputusan yang melarang atau membatasi impor produk pertanian dari negara-negara yang memberlakukan sanksi terhadap Moskow Saham raksasa hiburan 21st Century Fox naik 4,5 persen setelah labanya 42 sen per saham melampaui harapan sebesar tiga sen karena penjualan tiket yang kuat untuk film X-Men dan film besar lainnya.

Netflix melonjak 4,5 persen karena perusahaan meloloskan HBO dalam pendapatan pelanggan kuartal terakhir dalam apa CEO Reed Hastings sebut sebuah “tonggak kecil”.

Perusahaan energi surya SunEdison melonjak 11,8 persen lebih tinggi setelah melaporkan keuntungan disesuaikan 12 sen per saham, terhadap kerugian 28 sen yang diproyeksikan oleh para analis.

Stratasys, yang memproduksi printer 3D, melonjak 14,9 persen setelah melaporkan laba 55 sen per saham, 10 sen lebih tinggi dari perkiraan analis.

Perusahaan juga menaikkan prediksi labanya karena penjualan menguat.

Harga obligasi naik. Imbal hasil pada obligasi 10-tahun pemerintah AS turun menjadi 2,42 persen dari 2,47 persen pada Rabu, sementara pada obligasi 30-tahun turun menjadi 3,23 persen dari 3,28 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak terbalik.

(Ant) –