Wall Street Jatuh

New York (Metrobali.com)-

Saham-saham di Wall Street jatuh lebih dari 1,5 persen pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena mundurnya saham-saham minyak memicu aksi jual di pasar yang lebih luas.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 268,05 poin (1,51 persen) menjadi berakhir di 17.533,15.

Indeks berbasis luas S&P 500 merosot 33,68 poin (1,64 persen) menjadi ditutup pada 2.026,14, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq anjlok 82,44 poin (1,73 persen) menjadi 4.684,03.

Saham-saham yang terkait minyak terpukul jatuh setelah hari buruk yang lain, ketika harga minyak AS tenggelam ke tingkat terendah lima tahun karena perkiraan oleh kartel OPEC untuk permintaan minyaknya yang lebih rendah pada 2015.

Anggota Dow ExxonMobil dan Chevron masing-masing tergelincir hampir 3,0 persen dan 2,0 persen. Occidental Petroleum turun 3,0 persen dan perusahaan jasa minyak Weatherford International anjlok 7,0 persen.

Investor khawatir tentang “tidak tahunya bagaimana penurunan ini dalam harga minyak akan mempengaruhi sektor ekonomi lainnya,” kata David Levy, manajer portofolio di Kenjol Capital Management.

Peter Coleman, kepala perdagangan di ConvergEx, mengatakan harga minyak yang lebih rendah umumnya baik bagi ekonomi AS, tetapi bahwa terjun bebas dalam harga komoditas “membuat orang gugup.” Indeks volatilitas S& P 500, kadang-kadang disebut “indeks ketakutan,” naik ke tingkat tertinggi sejak pertengahan Oktober.

Aksi jual pada Rabu berbasis luas dan menyapu hampir semua 30-saham Dow, termasuk Boeing turun 3,9 persen, Caterpillar merosot 2,6 persen dan Goldman Sachs melemah 2,5 persen.

Maskapai penerbangan mengungguli sektor lainnya karena Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) memperkirakan keuntungan sektor ini akan naik menjadi 25 miliar dolar AS pada 2015 dari 18 miliar dolar AS pada 2013, karena harga minyak lebih rendah.

American Airlines naik 1,3 persen dan United Continental melonjak 1,9 persen, sedangkan Delta Air Lines merosot 0,2 persen.

Anggota Dow JPMorgan Chase turun 2,8 persen setelah Federal Reserve mengatakan bank terbesar AS berdasarkan aset itu akan membutuhkan 22 miliar dolar AS lebih modal hingga 2019 untuk memenuhi aturan modal baru untuk lembaga keuangan penting secara sistemik.

Yum Brands, yang memiliki KFC dan jaringan makanan cepat saji lainnya, turun 6,2 persen setelah mengatakan penjualan toko yang sama di divisi Tiongkok untuk 2014 akan menjadi “negative mid-single digits” karena pemulihan tiba-tiba melambat menyusul skandal daging tercemar yang melibatkan pemasok.

Harga obligasi menurun. Imbal hasil pada obligasi 10-tahun pemerintah AS turun menjadi 2,17 persen dari 2,22 persen pada Selasa, sementara pada obligasi 30-tahun turun menjadi 2,84 persen dari 2,88 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak terbalik. AN-MB