Jpeg

Denpasar (Metrobali.com)-

Para bupati dan walikota terpilih yang akan dilantik besok Rabu (17/2)  diharapkan dapat meningkatkan sinergitas pelaksanaan program antar pemerintah. Karena seluruh program pemerintah baik program pemerintah pusat ,  pemerintah provinsi , maupun program kabupaten  / kota, sesungguhnya adalah program rakyat.  Sehingga semua program yang telah dicanangkan sudah seharusnya dapat diintegrasikan oleh pejabat Bupati / walikota  masing masing. Demikian disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat menjawab salah satu pendengar RRI Denpasar  saat melakukan dilaog interaktif yang disiarkan langsung oleh RRI Denpasar dalam acara ‘”Hai, Bali Kenken”  Selasa (16/2)  “Semua program harus nyambung dari tingkat pusat, provinsi, daerah sampai tingkat desa, sehingga benang merah menjadi jelas.  kalau sudah menjadi pejabat , pemahaman harus ditanamkan, tidak ada lagi partai  dan  tidak bergerak atas nama kelompok,” tegasnya. Dalam dialog interaktif yang disiarkan langsung RRI Pro 1 FM 88,6 Mhz dan AM 1206 Khz ini , Gubernur Pastika yang didampingi oleh Plt Kepala Biro Humas Setda Provinsi Bali Ketut Teneng menjawab langsung pertanyaan dari beberapa pendengar RRI. Pastika juga mengomentari pertanyaan dari Pak Ari dari Karangasem yang mempertanyakan kelangsungan dari program JKBM serta pelayanan terhadap pasien JKBM yang terkadang kurang bagus di rumah sakit karena dianggap pasien JKBM  gratis dan tidak membayar. Menanggapi hal tersebut Gubernur Pastika sekali lagi menegaskan bahwasannya JKBM tidak gratis, melainkan dibayar oleh Pemerintah. Ia meminta seharusnya ada pemahaman dari petugas medis ,khususnya yang melayani masyarkat miskin harus lebih baik lagi.  “Melecehkan orang miskin adalah salah satu contoh perbuatan adharma , “ imbuhnya. Menyinggung mengenai rencana terintegrasinya JKBM dengan program JKN dari Pemerintah Pusat pada tahun 2017, Pastika kembali memaparkan bahwasannya pemerintah sedang berupaya merumuskan proses integrasi tersebut sehingga nantinya rumusan yang dihasilkan tidak melanggar peraturan yang ada dan tetap mampu memberi pelayanan kesehatan secara maksimal kepada msyarakat khususnya masyarakat yang tidak mampu.Hal yang sama juga menjadi sorotan dari Pak Ketut Budiarsa dari Singaraja dimana menurutnya program JKBM sangat membantu masyarakat dan pasien pengguna JKBM di daerahnya membludak sehingga dia berharap JKBM juga dapat digunakan di Rumah sakit Swasta tidak hanya di Rumah Sakit Pemerintah. Selain itu,  Ketut Budiarsa juga mempertanyakan tentang kondisi lalu lintas yang semakin macet sehingga perlu dikaji penyelesaiannya. Menanggapi hal tersebut, orang nomor satu di Bali ini menyampaikan Pemerintah mencanangkan zero growth untuk penambahan kendaraan, namun hal tersebut sulit dilakukan mengingat moda transportasi masal yang disediakan seperti bus Sarbagita belum mendapat sambutan positif dari masyarakat. Masyarakat belum mau secara optimal menggunakan moda trasnportasi tersebut dengan berbagai alasan dan lebih memilih menggunakan kendaraan sendiri. Dalam kesempatan tersebut, Pastika juga mengajak masyarakat Bali khususnya generasi muda untuk menekuni sektor pertanian, dimana pertanian yang dimaksud adalah pertanian dalam arti luas. “ Sebenarnya pertanian adalam arti luas sangat menjanjikan,” imbuhnya. Ia mencontohkan kebutuhan akan telor per hari di Bali yang mencapai 1 juta telor merupakan peluang bisnis yang besar. Permasalahan saat ini generasi muda jarang yang melirik sektor pertanian, mereka lebih cenderung lari ke sektor pariwisata dan ini merupakan tantangan untuk kita semua bagaiman kita membangkitkan sektor pertanian dan generasi muda mau untuk menjadi petani.   AD-MB