Tabanan (Metrobali.com)-

Ketua Dekranasda Kabupaten Tabanan, Nyonya Rai Wahyuni Sanjaya, membuka pelatihan dasar menenun di Desa Peken, Kecamatan Marga, Senin (19/8) pagi. Kegiatan ini digelar sebagai upaya menggali dan mengembangkan kembali kegiatan tenun yang dahulu pernah populer.

Ketua Panitia, IGW. Sukaja melaporkan, maksud dan tujuan dilaksanakanya kegiatan latihan  dasar tenun ini untuk memotivasi generasi muda untuk melestarikan kerajinan tenun yang merupakan warisan turun temurun. Selain itu untuk menggali dan mengembangkan kembali aktifitas tenun yang pernah mengalami masa keemasan tempo dulu.

Pelatihan dasar menenun ini  diikuti oleh 20 peserta, yang merupakan perwakilan pelaku usaha tenun dari Desa Batanyuh dan Desa Peken, Marga. Dua desa tersebut menyimpan potensi penenun sejak jaman dulu. Kegiatan pelatihan dasar menenun ini akan berlangsung selama lima hari dan dilanjutkan dengan kegiatan pendampingan selama lima hari.

Pada kesempatan itu Ketua Dekranasda Kabupaten Tabanan, menyerahkan peralatan tenun kepada peserta tenun. Peralatan diberikan untuk memberikan sentuhan kepada para penenun dalam melakoni pekerjaanya.

Sementara itu Ketua Dekranasda Kabupaten Tabanan, Nyonya Wahyuni Sanjaya menyambut baik dilaksanakanya kegiatan  ini. Keberhasilan sebuah produk kata Wahyuni Sanjaya memasuki pasar baik dalam maupun luar negeri, karena terpenuhinya standar yang telah ditentukan pemerintah setempat untuk produk tersebut, karena alasan teknis, keselamatan, keamanan dan kelestarian lingkungan. “Tingkah laku pasar dunia saat ini menunjukan bahwa pemenuhan standar bukanlah sekedar nilai tambah, namun sudah menjadi prasyarat bagi semua produk yang memenuhi  standar amatlah penting,”ujarnya.

Wahyuni Sanjaya menambahkan, industri kerajinan tenun merupakan salah satu komoditi andalan dengan beberapa keunggulanya seperti, desain  yang berakar pada nilai budaya Bali. Di samping itu, Bali sebagai objek wisata dunia merupakan pasar yang cukup potensial bagi produk-produk kerajinan khususnya tenun kas Bali. “Kebijakan untuk memakasi kain endek bagi karyawan pada suatu daerah merupakan pasar yang cukup menjanjikan bagi produk kerajinan khususnya kain endek,” imbuhnya.

Kegiatan pelatihan menenun di Tabanan kata dia, dinilai cukup penting dan strategis untuk menggali kembali kerajinan menenun yang dulu sempat populer serta untuk memotivasi generasi muda menekuni dan melestarikan kerajinan tenun khususnya endek yang mulai ditinggalkan. “Kegiatan ini merupakan implementasi komitmen Pemkab Tabanan dalam menggali dan melestarikan kerajinan tenun serta mewujudkan Tabanan Serasi,” paparnya.

Setelah membuka  secara resmi pelatihan tersebut, istri orang nomor dua di Tabanan itu melihat hasil tenun dan melihat dari dekat aktifitas menenun yang dilakoni warga Desa Peken.

Salah seorang peserta yang juga pengepul kain tenun, Ni Luh Putu Suartini  merasa mendapatkan suntikan semangat baru dengan digelarnya pelatihan menenun ini. “Kami seperti mendapatkan suntikan semangat baru dari pemerintah. Untuk semua itu kami mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Tabanan yang sangat peduli kepada kami disini para perajinan tenun,”ujarnya.

Disinggung pasar, Suartini yang sudah puluhan tahun menggeluti kerajinan ini mengaku sangat terbuka seperti Pasar Tabanan dan Pasar Badung. Sementara para pelaku kerajinan ini belum mampu memenuhi permintaan pasar. Agar usaha kerajinan ini tidak punah kata dia,  agar dilakukan regenerasi. Selama ini kata dia, usaha ini dilakoni para warga lanjut usia (lansia) dan dipakai pekerjaan sambilan. Anak-anak muda belum tertarik menekuni usaha kerajinan ini. Apakah karena semakin banyaknya pilihan pekerjaan bagi masyarakat atau usaha kerajinan ini belum dirasakan menjanjikan. “Kami pikir kita perlu duduk bersama antara kami perajinan dengan pihak terkait, guna mencegah kepunahan kerajinan ini. Karenan hasil karya kami bukan hanya sebatas bernilai estetika, tapi tidak sedikit yang dibutuhkan sebagai pelengkap kegiatan upacara yadnya didaerah ini,”ungkapnya. CAN-MB