Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati saat menjadi pembicara dalam Stadium Generale  dan Matrikulasi Program Studi Perencanaan Pariwisata pada Program Magister Terapan, Jurusan Pariwisata di Gedung Mice Politeknik Negeri Bali, Jimbaran-Badung pada Senin (2/8).

 

Badung, (Metrobali.com)

 

Orang Bali sudah sejak dulu memiliki keyakinan dan pengabdian yang kuat terhadap Hyang pencipta. Hal ini diperlihatkan dari budaya dan ritual Hindu Bali yang sarat akan nilai-nilai luhur. Namun seiring berjalannya waktu, masuknya pariwisata sejak tahun 1970-an, Bali mulai mengalami akulturasi dan modifikasi seni dan budaya Bali.

Pada era disrupsi, seluruh kegiatan ekonomi akan bergerak menuju digitalisasi. Dimana arah perkembangan ekonomi masa depan akan bertumpu pada ekonomi digital yang mengedepankan dua (2) elemen utama, yaitu pasar dan bakat.

 

Era disrupsi 4.0 adalah masa dimana informasi dan teknologi berkembang pesat dan digunakan sebagai bagian kehidupan sehari-hari. Sehingga diperlukan pengembangan dan penguatan tiga (3) kapasitas hidup masyarakat khususnya generasi milineal yang bertumpu pada rasa keingintahuan mengenai perkembangan teknologi informasi.

 

Setelah itu kita harus bisa mengakses teknologi informasi dengan ketersediaan fasilitas dan infrastruktur yang mumpuni, sehingga kedepannya kita semua mampu menggunakan teknologi informasi untuk kehidupan sehari-hari. Hal ini diungkapkan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati saat menjadi pembicara dalam Stadium Generale  dan Matrikulasi Program Studi Perencanaan Pariwisata pada Program Magister Terapan, Jurusan Pariwisata di Gedung Mice Politeknik Negeri Bali, Jimbaran-Badung pada Senin (2/8).

Lebih lanjut, Wagub Cok Ace mengatakan bahwa selain pergerakan teknologi dalam era globalisasi juga terdapat pergerakan lainnya yang tanpa batas, yaitu pergerakan barang, pergerakan orang, pergerakan uang dan pergerakan ideologi. Untuk itu, dalam menghadapi tantangan tersebut, generasi muda saat ini dituntut untuk peka dalam menjalani dan mengolah tren yang berjalan agar tidak menjadi boomerang buat diri sendiri, sebaliknya tren globalisasi ini dapat memberikan dampak positif terhadap kemajuan kualitas sumber daya manusia di Bali.

Disamping itu , Wagub Cok Ace juga mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Bali dalam menghadapi tantangan tersebut khususnya pada pengembangan dan penguatan ekonomi, sosial, budaya dan spiritualitas, diterjemahkan melalui visi pembangunan Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” yakni Atma kertih, Jana kertih, Wana kertih, Segara kertih, Danu kertih dan Jagat kertih, sehingga sistem kerja  yang berlaku akan terintegrasi sekaligus interaksi antara masyarakat, pemerintah dan pebisnis akan terkorelasi dengan baik pula.

 

Sementara itu, Ketua Program Studi Perencanaan Pariwisata  Dr. Gede Mudana mengucapkan terimakasih atas kesediaan Wagub Cok Ace menjadi pembicara dalam matrikulasi mahasiswa baru Magister Pariwisata di Politeknik Negeri Bali tersebut. Ia mengatakan bahwa program magister pariwisata tersebut merupakan kali pertama dibuka dan berhasil mendapatkan 33 mahasiswa yang berasal dari Bali dan juga luar pulau Bali. Mahasiwa tersebut memiliki latar belakang pendidikan S1 yang berbeda-beda, untuk menyamakan persepsi dalam pendidikan magister pariwisata yang akan ditempuh selama 2 tahun kedepan, maka pihaknya menyelenggarakan kegiataan matrikulasi selama 5 hari sampai tanggal 6 Agustus 2019. Gede Mudana berharap kedepan jurusan tersebut akan dapat memberikan sumbangsih yang positif terhadap pengembangan kualitas SDM Bali dan tentunya dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan Bali.

Hadir pula dalam kesempatan tersebut Direktur Politeknik Negeri Bali, Ketua Senat Politeknik Negeri Bali, serta undangan terkait lainnya. Sumber  : Humas Pemprof.