Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa saat menghadiri perayaan HUT ke-40 Sekaa Teruna (ST) Sari Laksana, Br. Gunung, Abiansemal, Senin (19/8).

Mangupura, (Metrobali.com)-

Dalam menjalankan kegiatan organisasi, Sekaa Teruna harus mengacu pada konsep ajaran agama Hindu Tri Hita Karana yaitu parhyangan, pawongan dan palemahan. “Kami mengajak Sekaa Teruna untuk dapat mengajegkan Tri Hita Karana dengan ikut melestarikan seni, adat, agama, tradisi dan budaya, ” kata Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa saat menghadiri perayaan HUT ke-40 Sekaa Teruna (ST) Sari Laksana, Br. Gunung, Abiansemal, Senin (19/8).

Wabup. Suiasa mengatakan, sekaa teruna merupakan anak dari banjar dan desa adat yang memang memiliki tugas dalam menjaga keharmonisan antara manusia dengan tuhan, manusia dengan sesama manusia dan manusia dengan lingkungan. Sudah sepatutnyalah sekaa teruna turut melaksanakan swadarma berdasarkan konsep tri hita karana tersebut. “Untuk itu kami memohon kepada Penglingsir di banjar maupun di Desa Adat agar dapat mengarahkan dan mengawal kegiatan sekaa teruna sehingga tidak keluar dari konsep tri hita karana,” tegasnya.

Sementara Kelian Sekaa Teruna Sari Laksana, Kadek Adi Gunarta melaporkan, serangkaian HUT sekaa teruna, telah diadakan berbagai perlombaan pada 17 Agustus lalu. Seperti; jalan santai, makan kerupuk, memecahkan balon, tarik tambang, lari kelereng dan lainnya. Kegiatan ini bertujuan untuk tetap menjaga kekompakan anggota sekaa teruna. “Semoga sekaa teruna Sari Laksana tetap kompak dan jaya selalu,” harapnya. Atas nama sekaa teruna, ia juga berterima kasih kepada Pemkab. Badung yang telah mendukung kegiatan sekaa teruna. Dan sekaa teruna siap untuk mendukung program dan kebijakan Bupati Badung.

Editor : Hana Sutiawati