GRUP band Vitix Generation terus berpacu dengan waktu dalam menggeliatkan denyut nadi blantika musik Bali. Di tengah lemahnya daya beli masyarakat lantaran krisis ekonomi hingga maraknya aksi pembajakan terhadap karya cipta seni selama ini seakan tak pernah menyurutkan semangatnya dalam menggarap album baru.

Bahkan, menyambut peringatan hari kemerdekaan tahun ini, grup band yang diperkuat personelnya Marlen (vokal), Cok De dan Mang De (gitar), Budhi (bas) serta Dhika (drum) ini kembali merilis album barunya, belum lama ini.

Album ini bertitel Evolution. Berisikan selusin lagu mebasa Bali andalannya. Di antaranya Kalah Saing, Gule (Gugut Legu), Entut, Cemburu, Guak Maling Taluh, Dot Ketemu, Peduman Hidup 2, Idup Pedidi, dan Pusing. Menariknya, dari selusin lagu itu terdapat satu lagu berbahasa Indonesia berjudul Galau, dan satu lagu yang mengangkat kreativitas seni budaya tradisional khas Karangasem dalam lagu berjudul Gebug Ende.

Sebagai ajang promo albumnya, grup band bentukan 17 Agustus 2004 yang sempat sukses dengan album debutnya Acukupan Jani dan Bintang di Langit Ubud, serta Vitix Generation ini berencana akan mengadakan konser road show keliling Bali.

Sampek manager band ini berharap album barunya yang dikemas dalam bentuk compact disc (CD) ini mengusung aliran musik rock alternatif. “Supaya dapat diterima khalayak publik, terutama masyarakat pencinta seni budaya di bidang musik Bali,” harapnya. IJA-MB