Denpasar (Metrobali.com)-

 Pasangan Cagub Bali AA Puspayoga dan Dewa Sukrawan (PAS) menyampaikan bahwa visi dan misi mereka tentang pembangunan Bali ke depan belum selesai. “Karena itu kami hanya akan menyampaikan draft saja,” demikian ucap Puspayoga di hadapan civitas akademika yang hadir dalam temu dialog Cagub/Wacagub, di Universitas Udayana, 18 April 2013.

Karena itu, PAS berharap masukan dari sejumlah guru besar yang menjadi panelis, untuk menyempurnakan visi dan misi mereka, yang akan dibacakan pada tanggal 28 April 2013 di DPRD Bali.

PAS yang diusung PDI-P dan mendapat dukungan dari PKS ini, menyoroti tentang lemahnya koordinasi pemerintah provinsi dan kabupaten/kota sehingga pihaknya menawarkan konsep membangun Bali berbasiakan Kabupaten Kota, “Bali tidak sama dengan Jakarta. Dimana Jakarta adalah Daerah Khusus Ibukota. Disana tidak ada bupati, bila ada walikota, itupun seperti camat yang ditugaskan oleh gubernur.” Karena itu PAS berharap harus ada keberanian khusus agar menerapkan sistem ini, sehingga kabupaten/ kota tidak perlu lagi kesulitan dalam bekerja, salah satunya memperbaiki jalan kabupaten, karena provinsi tidak boleh mengerjakan jalan tersebut.

Sementara itu pasangan kedua, Mangku Pastika dan Ketut Sudikerta (PASTIKERTA) memaparkan visi dan misi yang terangkum dalam Bali Mandara jilid 2 dengan alat peraga multi media. Berbeda dengan PAS yang menyampaikan langsung draftnya tanpa alat bantu.

Seperti Bali Mandara pada lima tahun Mangku Pastika sebagai gubernur, tetap berpatokan pada Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM), Bedah Rumah, Simantri, Gerbang Sadu, Beasiswa siswa Miskin. Namun konsep Bali Mandara jilid 2 memiliki penyempurnaan, peningkatan dalam kualitas dan kuantitas, “Prinsipnya adalah bertahap, berjenjang dan berkelanjutan,” Jelas Mangku Pastika.

Main Handphone

Setelah kedua calon cagub/cawagub, lalu giliran 7 profesor dari Unud memaparkan pendapat mereka tentang pembangunan Bali yang aspiratif dan berkelanjutan.  Pokok pokok pikiran itu dirangkum dan dibacakan, dari wilayah ekonomi Prof.Dr. Made Suyana Utama, SE, Ms dan Dr  Gusti Wayan Murjana Yasa, SE Msi., Tentang Pembangunan tata ruang dan lingkungan hidup Dr.Ir. I Putu Rumawan Salain, Msi. Tentang Pariwisata Prof. Dr. I Komang Gde Bendesa, MADE dan Ir. Agung Suryawan Wiranatha, Msc.PH.D. tentang Pengelolaan Kesehatan masyarakat Prof.DR.AA Gede Muninjaya, MPH. Tentang Pembangun Adat Prof.Dr. I Wayan Ardika, MA dan Prof.DR. I Wayan P Windia, SH Msi. Tentang Pertanian Prof Dr.Ir. I Wayan Windia, SU dan Prof.Dr.Ir I Made Antara, Ms dan Tentang Format otonomi daerah oleh Prof. Dr.IGN Wairocana, SH, MH dan Komang Pradnyana Sudibya, SH. Msi.

Karena pemaparan guru besar ini rata rata sepuluh menit dan monoton, sehingga nampak berkali kali pasangan PAS sibuk menggunakan handphonenya untuk berkomunikasi.

Setelah pemaparan itu, PAS diberi kesempatan memberi tanggapan, “Saya bukan Superman,” kata Puspayoga. Karena diakuinya dirinya tidak mungkin mengerti berbagai hal, karena itu masukan dari para profesor adalah sangat berarti bagi pihaknya, ujar Puspayoga yang bicara 2 menit.

Pasangan PASTIKERTA memberi tanggapan 10 menit, dan merata pada semua pokok pikiran para profesor. Mangku Pastika mengucapkan terima kasih dan berharap diskusi bisa berlanjut terus, karena itu pihaknya akan mengundang para guru besar untuk diskusi. RED-MB