Pengusaha diaspora Indonesia, Kiwi Aliwarga, merupakan pribadi yang visioner dan salah satu inovator teknologi yang tengah melambung di Indonesia

Jakarta, (Metrobali.com)-

Pengusaha diaspora Indonesia, Kiwi Aliwarga, merupakan pribadi yang visioner dan salah satu inovator teknologi yang tengah melambung di Indonesia. Pemilik UMG Idea Lab ini tahu apa yang ingin ia bangun dan bagaimana cara membangunnya. Kali ini, perhatiannya tertuju pada teknologi Artificial Intelligence (AI).

Seperti yang diketahui, teknologi dan sumber daya di Indonesia dapat dikategorikan masih tertinggal dalam bidang AI untuk menghadapi Industri 4.0. Oleh karena itulah, Kiwi Aliwarga merasa harus memulainya dari awal dan membuat pondasi dari dasar.

Melalui UMG Idea Lab, Corporate Venture Capital (CVC) miliknya, Kiwi Aliwarga sebagai inovator teknologi mencoba memupuk pengetahuan dan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap teknologi AI. Salah satu langkah yang ditempuh adalah dengan menjalin kerja sama dengan Universitas Indonesia (UI) dalam bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Kepada Masyarakat dalam bidang AI.

Kerja sama ini akan menghasilkan pusat belajar dan laboratorium. Berlokasi di Fakultas MIPA Universitas Indonesia, pusat belajar dan laboratorium ini diberi nama AI Learning and Innovation Center. Laboratorium ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana belajar dan penelitian oleh dosen dan mahasiswa. Tak hanya itu, laboratorium ini juga nantinya akan diperkenalkan ke siswa SD, SMP, dan SMA. Jadi, pengetahuan dasar tentang AI sudah diperkenalkan sejak dini.

Di mata Kiwi Aliwarga, dalam beberapa tahun ke depan, semua aktivitas akan terhubung dan diolah teknologi AI. “Saya percaya bahwa ke depan itu semua kegiatan manusia itu akan berhubungan dengan Artificial Intelligence. Namun, di Indonesia ini tidak diajarkan. Hanya ada di tingkat kuliah. Itu pun tidak semua. Tidak memadai,” jelasnya mengenai latar belakang kerja samanya dengan UI.

Jika dibandingkan dengan Amerika Serikat dan China, Indonesia memang tertinggal dalam hal pendidikan AI. Di kedua negara tersebut, teknologi ini sudah diperkenalkan sejak dini. Karena melihat hal tersebutlah, pengusaha ini berusaha mendorong pengembangan teknologi AI di Indonesia.

Dengan dana sebesar US$1 juta, UMG Idea Lab akan membangun AI Learning and Innovation Center sekaligus membiayai pendidikan orang-orang yang bersangkutan. Melalui program Training of Trainers, UMG Idea Lab dan UI akan mengirim dosen, mahasiswa, atau peneliti ke China. Belajar mengenai teknologi AI di sana, dan membawa ilmu tersebut ke Tanah Air, dan menyebarkannya.

Namun, ini tentunya bukan hal yang mudah. Bukan pula proses yang bisa selesai hanya dalam beberapa tahun. Mengenai timeline program ini, Kiwi Aliwarga mengemukakan sudut pandangnya. “Belajar merupakan proses yang kontinu. Tenggat waktu dan standar kecukupan, harus diperjelas lagi standar “cukup” untuk teknologi AI itu seperti apa. Bagi saya, yang paling penting adalah memulai dulu. Kalau kita sudah mulai bergerak, pertanyaan itu akan terjawab sendiri,” imbuhnya.

Untuk AI Learning and Innovation Center sendiri, UMG Idea Lab dan UI menekankan bahwa fasilitasnya akan siap beroperasi pada Januari 2020. Setelah penandatanganan MoU dengan UI pada Rabu, 4 September 2019 kemarin, kongsi ini akan mulai merenovasi gedung, melatih tenaga kerja hingga membeli alat dan merakitnya, dan menguji peralatan tersebut.

Kerja sama ini diharapkan dapat berjalan dengan baik; menghasilkan produk yang berguna dan marketable; mencetak sumber daya yang unggul dalam bidang AI, baik di dalam negeri maupun luar negeri. (TM-MB)