putu sumantra

Denpasar (Metrobali.com)-

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali Putu Sumantra mengatakan vaksinasi massal rabies tahap kelima yang akan dimulai 15 April 2014 akan mengutamakan anjing-anjing liar.

“Sistemnya agak berubah dibandingkan vaksinasi sebelumnya. Jika dulu setiap ketemu anjing divaksinasi, tetapi sekarang kami utamakan anjing liar dan anak anjing yang kami prediksikan belum kena vaksin. Setelah itu baru menyasar anjing rumahan,” katanya, di Denpasar, Minggu (13/4).

Menurut dia, kendala utama yang kerap dijumpai dalam pelaksanaan vaksinasi rabies adalah karena masih banyak anjing yang dibiarkan berkeliaran oleh pemiliknya dan sulit ditangkap. Belum lagi di daerah pegunungan dan perbukitan yang masih banyak anjing liarnya.

“Vaksinasi juga difokuskan pada anak anjing agar sedari awal sudah mendapatkan perlindungan dan kekebalan. Anak anjing usia dua minggu pun sudah bisa divaksin. Oleh karena itu, kami harapkan partisipasi masyarakat Bali untuk turut menyukseskan pelaksanaan vaksinasi rabies kali ini supaya kita semakin cepat terbebas dari rabies,” ucapnya.

Vaksinasi massal rabies tahap kelima di Bali akan berlangsung dari 15 April-31 Juli 2014 yang ditargetkan setidaknya dapat menyasar 350 ribu anjing di seluruh penjuru Pulau Dewata.

“Kami sudah siapkan 90 tim dan jumlah itu kami pandang sudah mencukupi. Peluncuran vaksinasi rabies tahun ini akan dilaksanakan di Desa Gunung Sari, Seririt, Kabupaten Buleleng,” katanya.

Sumantra menambahkan, meskipun secara resmi vaksinasi tersebut baru dimulai 15 April mendatang, tetapi sebenarnya untuk beberapa daerah yang ditemukan kasus positif rabies, vaksinasi sudah dilakukan mendahului. Dicontohkannya untuk beberapa desa di Kabupaten Buleleng, vaksinasi sudah dilakukan sejak 7 April 2014.

Terkait dengan ketersediaan vaksin rabies, kata dia, saat ini sudah ada stok sekitar 120 ribu dosis dan sudah tersebar di sembilan kabupaten/kota di Bali. Pihaknya saat ini juga sedang melakukan proses pengadaan vaksin tambahan untuk 250 ribu dosis dan dijamin selama tahapan vaksinasi sudah tersedia.

“Kucing dan kera liar yang kami temui juga aka divaksin, tetapi itu tidak menjadi fokus karena hewan penyebar rabies yang utama adalah anjing,” ujarnya.

Dari awal 2014 hingga saat ini, menurut Sumantra jumlah kasus anjing yang positif rabies mencapai 17 ekor di tujuh kabupaten, dan kasus yang terbanyak ditemukan di Kabupaten Buleleng (enam anjing). Sedangkan tahun lalu, 44 anjing yang positif rabies dengan dominasi kasus terjadi di Kabupaten Buleleng, Jembrana dan Bangli. AN-MB