Upacara Bumi Sudha di Klungkung

Klungkung (Metrobali.com)-

Bertepatan dengan tilem sasih keenem, Minggu (21/12) digelar upacara bumi sudha di Pura watu Klotok, Klungkung. Upacara ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan alam beserta isinya.

Hadir mengikuti persembahyangan bersama, Bupati Klungkung, Nyoman Suwirta bersama jajaran SKPD dilingkungan Pemkab Klungkung, Bendesa Agung Desa Pakraman, Jero Gede Suwena Putus Upadesa, tokoh masyarakat serta para Bendesa maupun perwakilan lainnya dari Kabupaten/Kota se-Bali.

Upacara Bumi Sudha dipuput Ida Pedanda Gede Putra Tembau dari geriya Aan, Banjarangkan. Upacara yang dipusatkan di Pura Watu Klotok, Klungkung ini diawali dengan mendak Ida Bhatara Tirta dari Pura Besakih dan Pura Lempuyang (Gunung) dan Ida Bhatara Tirta dari Pura Ulundanu Batur (Danau) di madya mandala Pura Watu Klotok.

Selanjutnya, tirta Pemarisudha dari ketiga Pura ini dicampur menjadi satu dengan tirta Pemarisudha di Pura Watu Klotok (Laut) untuk selanjutnya dibagikan kemasing-masing Bendesa se-Bali lengkap dengan tirta Penawar dan Ajengan (Nasi) Tawur Panukun Jiwa. Setelah nantinya dibagikan kepada krama (masyarakat) oleh para Bendesa, Tirta Pemarisudha tersebut dipercikkan untuk banten pengenteg hyang dan untuk diri sendiri. Sedangkan Tirta Penawar dipercikkan untuk binatang dan tumbuh-tumbuhan, terutama yang terkena penyakit atau virus dan ajengan tawur panukun jiwa ditebar diareal pekarangan rumah hingga kepintu gerbang atau jaba pekarangan.

Salah seorang panitia upacara, Dewa Soma menuturkan, upacara Bumisudha ini dilaksanakan setiap setahun sekali bertepatan dengan tilem sasih keenem. Terselenggaranya upacara ini, menurut Dewa Soma adalah tercetus dari hasil paruman sulinggih dalam mengantisipasi adanya bencana seperti tanah longsor, banjir, abrasi dan bencana lainnya yang diakibatkan perubahan cuaca.  “Upacara ini adalah untuk mengantisipasi bencana, membersihkan alam dan sebagai peneduh agar semua kembali ketitik nol,”jelas Dewa Soma.

Sementara itu, dipilihnya tirta Pemarisudha dari Pura Lempuyang, Karangasem untuk tahun ini adalah dalam upaya mengantisipasi fenomena akibat keganasan kera liar di Pura tersebut. “Sebagai peneduh akibat fenomena keganasan kera liar, kita juga nunas tirta Pemarisudha di Pura Lempuyang,”pungkasnya. NOM-MB

activate javascript