unicefPBB, New York  (Metrobali.com) –

Sebanyak 11 juta anak menghadapi ancaman kelaparan, penyakit dan kekurangan air di Afrika Selatan dan Timur akibat El Nino yang bertambah kuat, demikian peringatan Dana Anak PBB (UNICEF) pada Selasa (10/11).

El Nino juga mengakibatkan kemarau dan banjir di beberapa bagian Asia, Pasifik dan Amerika Latin, katanya.

Berbagai konsekuensi dapat melumpuhkan beberapa generasi jika masyarakat yang terpengaruh tidak memperoleh dukungan di tengah kegagalan panen dan kurangnya akses ke air minum sehingga anak-anak menderita gizi buruk, kata UNICEF di dalam laporan yang berjudul “A Wake Up Call: El Ninos Impact on Children”.

Selain resiko kematian dan cedera, yang membayang, El Nino dapat mengakibatkan peningkatan tajam penyakit seperti malaria, demam berdarah dengue, diare dan kolera –yang menjadi pembunuh utama bagi anak-anak.

Ketika cuaca ekstrem menimpa kehidupan masyarakat, anak kecil seringkali menderita akibat kekurangan gizi –yang membuat mereka menghadapi ancaman lebih besar berupa penyakit, tertundanya perkembangan dan kematian pradini.

“Anak-anak dan masyarakat mereka memerlukan bantuan kita untuk pulih dari dampak El Nino dan mempersiapkan diri guna menghadapi kerusakan lebih besar yang bisa ditimbulkan oleh El Nino,” kata Direktur Pelaksana UNICEF Anthony Lake di dalam satu siaran pers, seperti dikutip Xinhua.

“Pada saat yang sama, potensi kerusakan dan kekuatannya mesti menjadi seruan peringatan saat pemimpin dunia berkumpul di Paris. Saat mereka memperdebatkan kesepakatan mengenai pembatasan pemanasan global, mereka mesti ingin bahwa masa depan anak-anak hari ini dan planet yang akan mereka wariskan menjadi taruhan.”

Para pemimpin dunia dijadwalkan bertemu di Paris untuk menghadiri Konferensi Iklim PBB Ke-21, yang juga dikenal dengan nama COP21, dari 30 November sampai 11 Desember. Sasarannya ialah mencapai kesepakatan universal yang mengikat dengan tujuan membatasi pemanasan global dengan mengurangi buangan gas rumah kaca.

El Nino tidak disebabkan oleh perubahan iklim, tapi para ilmuwan percaya kondisi alam itu menjadi bertambah kuat akibat perubahan iklim. Banyak negara yang kini mengalami El Nino adalah negara yang menghadapi ancaman terbesar dari perubahan iklim.

Banyak daerah yang terpengaruh juga tingginya tingkat kemiskinan.

Fenomena cuaca tersebut, termasuk yang paling kuat dalam sejarah, tampaknya mengakibatkan banjir dan kemarau, memicu topan di Pasifik dan badai serta mempengaruhi makin banyak daerah jika El Nino sebagaimana diramalkan bertambah kuat selama beberapa bulan ke depan.

Beberapa negara yang paling terpengaruh oleh El Nino meliputi Somalia, Ethiopia, Indonesia, negara Pasifik, Guatemala, Honduras dan El Salvador, Peru dan Ekuador. (www.antaranews.com)