Denpasar, (Metrobali.com)-

Secara lembaga Puskor Hindunesia menentang penggunaan simbol, nama dan aksara suci Veda yang digunakan sebagai nama produk ataupun jasa komersial.

Hal itu dikatakan Ketua Puskor Hindubesia Ida Bagus K Susena Pantra menyikapi salah satu produksi motor listrik menggunakan nama kitab suci Veda dalam keterangan persnya, Rabu (15/01/2020) kepada Metrobali.com.

Lebih lanjut dikataja, dasar protes tersebut dilakukan karena kita menjaga segala bentuk implementasi dasar spirit ajaran Hindu, yakni Satyam (kebenaran), Siwam (Kesucian) dan Sundaram (Etika, Norma & Keindahan).

“Ketiganya selain menjadi spirit juga mencerminkan kompleksitas dan kesempurnaan ajaran Hindu, sebagai Sanatana Dharma, kebenaran abadi,” kata Ketua Puskor Hindubesia Ida Bagus K Susena Pantra dengan tegas.

Ditegaskan, siapapun dan institusi apapun di negara ini tidak bisa dengan seenaknya menggunakan nama-nama dan simbol yang terkait dengan Hindu. Dan negara wajib memberikan perlindungan hukum terhadap kepentingan umat Hindu di Indonesia.

“Kami sudah siapkan nota protes kepada perusahaan yang memproduksi motor listrik itu agar segera merubah nama-nama tersebut. Khususnya yang menggunakan kata Veda. Karena itu adalah nama kitab suci dan simbol pengetahuan spiritualitas Hindun Secara khusus kami apresiasi penamaan tersebut dipakai dalam produk inovatif, tapi mohon agar tidak menggunakan kata atau simbol yang kami sucikan, ” tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, motor listrik kini tengah menjamur di Indonesia, banyak wajah-wajah baru yang turut meramaikannya. Salah satu pendatang anyar di pasar otomotif nasional, yaitu PT Indo Jaya Motor Electric dengan brand bernama Elvindo (Electric Vehicle Indonesia).
Setelah sempat beberapa kali terlibat dalam pameran otomotif di Jakarta, merek yang diklaim sebagai karya dalam negeri itu akhirnya resmi membuka pabrik perakitan pertama di Tangerang, Banten. Menurut  Direktur Utama Elvindo, Hengky Widjaya, saat ini pihaknya juga tengah mempersiapkan diri membangun ruang produksi utama di Subang, Jawa Barat.
“Di Tangerang ini memang sebagai tempat perakitan saja, untuk sementara memang masih ekspor. Tapi diharapkan tahun depan (muatan lokalnya) sudah 40 persen, lalu kami juga sudah menyiapkan pabrik produksinya di Subang,” ujarnya kepada pewarta saat peresmian pabrik, Sabtu 11 Januari 2020, dilansir 100kpj .com.

Editor : Hana Sutiawati