Foto: Tokoh masyarakat Nusa Penida I Made Satria S.H., yang juga caleg terpilih DPRD Klungkung dapil Nusa Penida dari PDI Perjuangan.

Klungkung (Metrobali.com)-

Tokoh masyarakat Nusa Penida I Made Satria S.H., mengapresiasi dan mendukung kebijakan Pemkab Klungkung untuk mengenakan pungutan atau retribusi bagi wisatawan asing yang masuk ke kawasan Kecamatan Nusa Penida atau Tiga Nusa (Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan).

Pria yang juga caleg terpilih DPRD Klungkung dapil Nusa Penida dari PDI Perjuangan ini berharap retribusi wisatawan yang akan diberlakukan mulai 1 Juli 2019 dapat berkontribusi positif bagi peningkatan pembangunan pariwisata Nusa Penida yang kerap disebut-sebut sebagai “telur emas Bali” ini.

“Retribusi wisatawan asing memang sudah harus mulai diterapkan di Kecamatan Nusa Penida baik Nusa Lembongan, Nusa Ceningan dan Nusa Penida,” kata Made Satria ditemui di sela-sela simakrama dengan warga Nusa Penida, Klungkung, Senin (24/6/2019).

Made Satria yang dipastikan lolos ke DPRD Klungkung dengan perolehan suara 3.946 pada Pileg 2019 ini menjelaskan pengenaan retribusi bagi wisatawan asing yang masuk ke Nusa Penida sudah ada payung hukumnya.

Yakni sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Klungkung Nomor 5 Tahun 2018 tentang Perubahan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2013 tentang Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga.

Berdasarkan Perda 5/2018 tersebut, besaran retribusi yang akan dikenakan masing-masing sebesar Rp 25.000 per orang untuk dewasa dan Rp 15.000 per orang untuk anak-anak ini hanya berlaku bagi wisatawan asing. Sedangkan untuk wisatawan domestik, tidak dikenakan retribusi.

 

Pemungutan retribusi bagi turis asing ini rencananya dilakukan di empat pelabuhan kawasan Nusa Penida yang diberlakukan secara resmi mulai 1 Juli 2019. Yakni Pertama, Pelabuhan Banjar Nyuh 1 di Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida. Kedua, Pelabuhan Banjar Nyuh 2 di Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida.

Ketiga, Pelabuhan Tanjung Sanghyang di Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida. Terakhir, di halaman Balai Desa Jungutbatu, Kecamatan Nusa Penida.

Menurut Made Satria retribusi wisatawan asing ke Nusa Penida ini sangat vital dan strategis sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kabupaten Klungkung. Khususnya dari sektor pariwisata di Kecamatan Nusa Penida

Sebab seperti diketahui kunjungan wisatawan baik wisatawan mancanegara atau asing dan wisatawan domestik semakin ramai ke Kecamatan Nusa Penida yakni di tiga pulaunya tau Tiga Nusa (Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan). Jumlah wisatawan asing yang datang ke Nusa Penida per hari kisaran 2.000 hingga 3.000 orang.

“Wisatawan ke Nusa Penida sudah mulai ramai kami kami dukung dan gembira diterapkannya retribusi bagi wisatawan asing ini,” imbuh Made Satria yang dikenal pula berjiwa sosial tinggi dan bersama adiknya, Ketut Leo, sudah lama membantu pembangunan pura dan sumur bor di sejumlah wilayah di Nusa Penida.

Gunakan Retribusi Bangun Infrastruktur dan Fasilitas Pariwisata

Namun pria asal Banjar Sental Kangin, Desa Ped, Nusa Penida ini juga mengingatkan retribusi wisatawan ini harus diimbangi dengan peningkatan layanan dan infrastruktur, fasilitas pariwisata serta penataan destinasi pariwisata di Kecamatan Nusa Penida.

“Saat ini masih ada keluhan-keluhan dari wisatawan asing maupun domestik bahwa sebagian besar tempat yang mereka kunjungi belum layak infrastrukturnya. Artinya mereka komplain dengan minimnya infrastruktur dan fasilitas pariwisata di Nusa Penida,” ungkap Made Satria.

Lebih jauh pria kelahiran 18 April 1972 silam itu membeberkan sejumlah hal yang sering dikeluarkan wisatawan berkaitan dengan infrastruktur yakni akses jalan di Nusa Penida yang belum memadai. Seperti akses jalan yang sangat sempit, belum lagi banyak jalan rusak menuju objek wisata hingga kemacetan menuju objek wisata di kawasan ini.

“Wisatawan mengeluh: kenapa saya masuk ke Nusa Penida harus bayar sementara infrastruktur yang saya temui begini-begini saja, jalan rusak parah, jelek, buruk, sempit,” kata Made Satria menirukan keluhan wisatawan.

 

Dengan berbagai keluhan wisatawan ini maka adanya pungutan wisatawan harus diimbangi dengan menggenjot pembangunan infrastruktur seperti jalan di Nusa Penida. “Harus ada pembangunan ruas jalan baru untuk menghindari atau mengurangi kemacetan yang ada,” harap Made Satria yang juga Ketua DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) Relawan RJ2P (Relawan Jokowi Dua Periode ) Provinsi Bali itu.

Fasilitas di destinasi wisata juga masih sangat minim. Misalnya di Broken Beach, Angle Bilabong, Smokey Beach, Kelingking Beach dan mayoritas objek wisata lainnya. Sebut saja seperti fasilitas toilet yang masih sangat minim dan kurang layak di destinasi wisata ini.

“Jadi retribusi ini harus diimbangi dengan penyediaan infrastruktur dan fasilitas pariwisata yang memadai agar kita tidak malu dengan dunia internasional,” kritik kakak ipar dari Ni Luh Kadek Dwi Yustiawati S.E., caleg terpilih DPRD Bali dapil Klungkung dari PDI Perjuangan dengan suara tertinggi dapil Klungkung untuk DPRD Bali dengan yakni 24.097 suara. Dimana keduanya berkomitmen penuh ngayah membangun Nusa Penida dan Klungkung umumnya. (wid)