Banjir di Jakarta, tujuh meninggal

Jakarta (Metrobali.com)-

Banjir yang menggenangi sebagian wilayah di DKI Jakarta mengakibatkan sedikitnya tujuh warga meninggal dunia dan memaksa 30.784 jiwa mengungsi, kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho.

“Data sementara dari Pusdalops (Pusat Pengendalian Operasi) BPBD DKI Jakarta tercatat korban meninggal dunia tujuh orang dan 30.784 jiwa mengungsi di 140 titik pengungsian,” katanya dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Minggu (19/1).

Hingga Minggu sore, sebaran korban jiwa dan pengungsi banjir adalah di Jakarta Timur dengan tinggi air 20 cm hingga tiga meter, pengungsi 4.824 jiwa di 17 lokasi dan tiga orang meninggal dunia; Jakarta Selatan dengan tinggi air 10 cm hingga dua meter, pengungsi 8.332 jiwa di 30 lokasi dan satu orang meninggal dunia; serta di Jakarta Barat dengan tinggi air 10 cm hingga 1,5 meter, pengungsi 8.314 jiwa di 49 lokasi dan satu orang meninggal dunia.

Selain itu di Jakarta Pusat dengan tinggi air lima centimeter hingga satu meter, pengungsi 1.505 jiwa di empat lokasi dan di Jakarta Utara dengan tinggi air 5 – 120 cm, pengungsi 7.809 jiwa di 40 lokasi.

Sutopo menjelaskan sejumlah daerah di wilayah DKI Jakarta yang terendam banjir meliputi 564 RT, 349 RW, 74 kelurahan di 30 kecamatan dan sedikitnya 48.263 jiwa (10.520 kepala keluarga) terkena dampak langsung banjir.

Di Posko Bidara Cina, Jakarta Timur (GOR Otista), Minggu, pengungsi terdiri atas 477 KK atau 1934 jiwa dari dua kelurahan, yaitu Bidara Cina dan Kampung Melayu.

“Pengungsi di Posko tersebut terdiri atas 1.568 orang dewasa, 258 balita, 80 lansia, dan 28 jiwa wanita hamil,” katanya.

Bantuan masih terus mengalir ke posko GOR Otista dengan melibatkan personil dari BNPB, TNI-Polri, Kementerian Pekerjaan Umum, Dinas Sosial, Tagana, Menwa, Pramuka dan relawan.

Dinsos, dengan dibantu relawan Pramuka dan senkom, masih terus mendistribusikan makanan kepada pengungsi. Sementara itu personil dari Kopassus TNI-AD masih melakukan evakuasi.

Pengungsi memerlukan kebutuhan yang mendesak seperti selimut dan tikar. AN-MB