Gong Kebyar1

Denpasar (Metrobali.com)-

Tujuh pembicara tampil sebagai pembicara dalam dialog budaya memperingati 100 tahun Gong Kebyar, serangkaian Festival Seni dan Budaya Desa Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali.

“Kegiatan yang melibatkan seniman, budayawan, pencinta seni dan berbagai elemen masyarakat berlangsung di Bentara Budaya Bali (BBB), lembaga kebudayaan nirlaba Kompas-Gramedia di Ketewel, Kabupaten Gianyar,” kata panitia kegiatan tersebut I Wayan Sudirana, Ph.D, Minggu (8/11).

Ia mengatakan, ketujuh pembicara tersebut antara lain Prof Rahayu Supanggah(komposer dari Solo), Andrew McGraw,Ph.D (komposer dan peneliti dari Amerika Serikat) dan I Kadek Suartaya, S.SKar M.Si. (pemerhati tari dan gamelan Bali, ahli kerawitan ISI Denpasar).

Selain itu juga tampil Wayan Gde Yudane (komposer dari Denpasar), Zachary Hejny (seniman dan peneliti dari Amerika Serikat) dan Prof Dr I Wayan Rai, S. MA (Staf Ahli Kementrian Hubungan Luar Negeri, Dikti RI).

I Wayan Sudirana, Ph.D yang juga komposer dari perkampungan seniman Ubud Ubud juga akan tampil sebagai pembicara dalam dialog budaya yang akan berlangsung Minggu malam (9/11).

Ia yang juga Direktur Gamelan Gita Asmara di Kanada itu menjelaskan, Gong Kebyar merupakan tonggak kebudayaan modern Bali. Identitas yang diembannya mencerminkan karakteristik dan pola pikir masyarakat pada zaman kelahirannya.

Dialog budaya kali ini mencoba mendiskusikan lebih jauh tentang keberadaan Gong Kebyar dulu dan sekarang, hingga inspirasi dan semangat Kebyar yang sejalan dengan kekinian.

Selain itu juga akan membahas fenomena kebyar, penggalian, pengembangan, maupun penciptaan pada era kini, baik itu pada Pesta Kesenian Bali, institusi seni seperti Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar damupun Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN 3 Sukawati yang dulunya KOKAR.

Dari dialog tersebut diharapkan bisa lahir berbagai gagasan dan cara berpikir yang baru dalam memandang seni kebyar atau gamelan pada umumnya, harap Sudirana.

Sementara itu, Prof Rahayu Supanggah peraih penghargaan Best Composer dalam ASEAN Film Award (2007) untuk komposisi musiknya dalam Opera Jawa (2006) arahan sutradara Garin Nugroho, menyebut bahwa kolaborasi musik dan musisi antarbangsa negara juga semakin intens.

Gamelan terbilang cukup memberi sumbangan dan memperkaya warna musik dunia lewat bentuk-bentuk kolaborasi tersebut.

Selain dialog sehari, festival budaya memperingati 100 Tahun Gong Kebyar yang dibuka secara resmi Menteri Pariwisata Arief Yahya pada Jumat (7/11) juga mengetengahkan berbagai pertunjukan seni yang berangkat dari semangat penciptaan Gong Kebyar.

Sebentuk pencarian untuk meraih pembaruan di bidang gamelan, pentas seniman tua, serta konser musik gamelan baru. AN-MB