Tradisi Megelicikan Al-Quran di Kampung Bugis Serangan
Tradisi Megelicikan Al-Quran di Kampung Bugis Serangan

Denpasar (Metrobali.com)-
Hari siang menjelang sore. Ratusan orang terdiri dari anak-anak, remaja, orangtua, lelaki dan perempuan berbaris rapi. Mereka kemudian melantunkan shalawat Nabi. Sejurus kemudian, mereka berjalan mengelilingi desa.

Ya, inilah tradisi megelicikan Al-Quran di Kampung Bugis Desa Serangan, Denpasar. Hari itu merupakan tradisi di mana ratusan orang Kampung Bugis berjalan mengitari kampung untuk membawa Al-Quran tua peninggalan leluhur warga Bugis di sini.

Muhadi, tokoh masyarakat Kampung Bugis menceritakan, tradisi ini merupakan warisan leluhurnya secara turun temurun. Tradisi bermula kala suatu ketika, penduduk di Kampung Bugis terjangkit penyakit lever. “Hampir merata warga yang terkena penyakit itu,” kata Muhadi, Jumat 23 Oktober 2015.

Selanjutnya, diputuskan untuk mengarak Al-Quran untuk menyembuhkan warga. “Megelicikan itu membawa keliling. Jadi waktu itu diputuskan oleh leluhur kami untuk membawa Al-Quran ini keliling kampung,” ceritanya.

Muhadi yang juga Kepala Lingkungan Kampung Bugis itu melanjutkan, usai dibawa keliling kampung, warga yang terserang penyakit lever satu demi satu sembuh. “Sejak saat itu tradisi ini terus dilakukan tiap tahun,” kata Muhadi.

Sayang, ia tak tahu persis kapan tepatnya tradisi itu mulai dilakukan. Yang diingatnya, tradisi ini dilakukan sekali tahun sembilan hari setelah 1 Muharram. “Kalau kapannya tradisi ini dilakukan, sudah sejak dahulu kala. Tapi yang jelas, tradisi ini digelar sembilan hari setelah 1 Muharram,” terang dia.

Hari itu, Metrobali.com berkesempatan menyaksikan tradisi unik tersebut. Di depan nampak anak-anak kecil berpakaian serba Islami. Di barisan depan setelah anak-anak kecil, nampak tiga orang berdiri barbaris rapi ke samping. Pria di tengah menjunjung Al-Quran kuno peninggalan leluhur yang dulu pertama kali diarak keliling kampung.

Pria di samping kanan kiri membawa bendera. Sebelah kanan bendera Merah Putih, sebelah kiri bendera perkumpulan di Masjid Assyuhada Kampung Bugis Serangan.

Sambil berjalan kaki mengelilingi kampung, mereka melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran. Sesekali memanjatkan Shalawat Nabi. Acara diakhiri dengan pembacaan doa di depan masjid bersejarah tersebut. JAK-MB