????????????????????????????????????

Suasana temu media antara tim TPID Badung dengan wartawan yang ngepos di Kabupaten Badung, SElasa (2/2).

Mangupura (Metrobali.com)-

Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Badung, Bali, mengklaim mampu menekan angka inflasi di daerah itu melalui operasi pasar dan perbaikan infrastruktur sehingga mempermudah penyaluran distribusi barang kepada konsumen.

“Target inflasi di Badung mengikuti arahan nasional dan tahun 2015 lalu tercatat angka inflasi 2,7 persen atau di bawah angka nasional,” kata Wakil Ketua TPID Badung I Dewa Made Apramana, dalam acara temu media di Mangupura, Badung, Selasa (2/2/2016).

Ia mengatakan, TPID Badung yang terbentuk 11 Februari 2015 itu terus berupaya menjaga kestabilan inflasi sebagai syarat untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sehingga mampu mewujudkan kesejahteraan rakyat di daerah itu.

Untuk tahun 2016, kata di, TPID Badung menargetkan akan menjaga kestabilan inflasi hingga tiga persen atau lima persen dari arahan pusat sehingga mampu membantu upaya Bali pengendalian inflasi itu.

Apramana menuturkan, untuk merealisasi target itu, pihaknya juga berkerja sama dengan PD Pasar Badung untuk memantau jumlah produksi barang, memantau harga, menjaga distribusi barang tetap tersedia.

“Dengan upaya dapat lebih akurat mengetahui keseimbangan antara surplus dan defisitnya,” ujar pria yang juga Asisten II Perekonomian Pemkab Badung itu.

Ia mengakui, untuk mengetahui berapa komoditas dan produksi barang yang dihasilkan apakah mengalami fluktuasi harga, pihaknya mengakui data tersebur akan terekap pada April 2016.

“Apabila data itu sudah terekap semuanya maka, kami dapat mengetahui kabupaten mana yang surplus barang itu dan membantu daerah yang defisit akan kebutuhan pokok,” ujarnya.

Hal ini sudah mendapat payung hukum dari Kemendagri dan Menkoperekonomian bersama Bank Indonesia yang nantinya akan mengkaji hubungan antar lembaga itu dengan melalui survei neraca.

Selain itu, dalam sosialisasi itu pihaknya juga sudah mengirim surat edaran kepada camat di daerah itu untuk disampaikan kepada masing-masing desa terkait program pemerintah Badung.

“Kami juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan produksi pangan seperti cabai rawit, sayur-sayuran dapat dilakukan di rumah masing-masing dengan cara hidroponik sehingga saat kebutuhan pokok menipis dapat memanen hasil tanaman di pekarangannya masing-masing,” ujarnya.

Upaya ini sebagai langkah untuk menekan harga barang kebutuhan pokok agar tidak meningkat tajam. “Ini sudah dipikirkan pemerintah pusat dan daerah sehingga infalsi dapat ditekan,” ujarnya.  RED-MB