Foto: Pembukaan ToT (Training of Trainer) Laskar Anti Narkoba Bayu Pramana Universitas Dwijendra, Jumat (18/12/2020).

Denpasar (Metrobali.com)-

Universitas Dwijendra melakukan langkah-langkah serius untuk menciptakan lingkungan kampus yang bebas dari narkoba. Salah satunya dengan membentuk Laskar Anti Narkoba Bayu Pramana Universitas Dwijendra yang anggotanya perwakilan mahasiswa dari semua fakultas di lingkungan Universitas Dwijendra.

Laskar Anti Narkoba Bayu Pramana Universitas Dwijendra ini nantinya akan menjadi semacam duta mengkampanyekan dan mengedukasi anti narkoba di lingkungan internal kampus.

Karenanya untuk memberikan pemahaman dan edukasi mendalam mengenai pencegahan narkoba bagi laskar ini digelar ToT (Training of Trainer) Laskar Anti Narkoba Bayu Pramana Universitas Dwijendra, Jumat (18/12/2020).

ToT ini menghadirkan sejumlah narasumber dari BNN (Badan Narkotika Nasional) Kota Denpasar yakni I Putu Sony Kurniawan, S.I.kom., Kompol Made Maha Atmaja, S.H.,M.H., dan Otto Sugoharto.

Rektor Universitas Dwijendra Dr. Ir. Gede Sedana, M.Sc., M.M.A., mengungkapkan seluruh civitas Dwijendra University telah bebas dan bersih dari narkoba. Walaupun demikian dirasakan penting Tim Laskar Anti Narkoba Bayu Prramana ini dilatih kemampuannya, yang nantinya akan menjadi duta anti narkoba maupun menjadi pelatih atau trainer bagi generasi muda baik di sekolah, kelurahan/desa serta yang ada di Kota Denpasar.

Mengingat pandemi Covid-19 pelatihan ini dihadir oleh 31 orang perwakilan mahasiswa dari seluruh fakultas di Universitas Dwijendra. Ke depan Laskar Anti Narkoba Bayu Pramana ini akan dibentuk berjumlah 80 orang mahasiswa.

“Pelatihan yang menghadirkan langsung instruktur BNN Kota Denpasar ini diharapkan bisa mengembangkan anggota laskar yang lain termasuk bisa menjadi mitra dari BNN dalam edukasi pencegahan penyalahgunaan narkoba,” kata Gede Sedana sembari bahwa akan memastikan hal tersebut dari internal dan seluruh mahasiswa termasuk pegawai serta dosen terbebas dari narkoba.

“Laskar Anti Narkoba ini nantinya akan diterjunkan di sekolah menengah yang menjadi potensi gangguan narkoba dan secara bertahap diterjunkan ke masing masing daerah di setiap kabupaten/kota di Bali,” ujar Gede Sedana.

Ke depan pencegahan narkoba dikalangan Dwijendra University ini lakukan secara nyata terkait dengan penerimaan mahasiswa baru dengan melakukan test urine. Namun Gede Sedana mengaku masih akan mempertimbangkan kebijakan tersebut mengingat berpotensi akan menambah beban biaya test narkoba bagi calon mahasiswa.

Sebagai solusinya, Universitas Dwijendra akan melakukan kerjasama dengan BNN Kota Denpasar dan juga LSM lain. “BNN dan LSM lain sudah pernah menawarkan Universitas Dwijendra untuk test urine. Sekarang Laskar Anti Narkoba ini sudah terbentuk, dan saya selaku rektor, tentunya akan menyiapkan seluruh civitas akademika untuk melakukan test urine ini, dan tentunya harus siap,” pungkas Gede Sedana.

Para narasumber dari BNN Kota Denpasar yang memberikan materi pada ToT ini sangat mengapresiasi dan mengaku bangga dengan kegiatan ini dan keberadaan Laskar Anti Narkoba Bayu Pramana Universitas Dwijendra.

“Sepertinya Universitas Dwijendra kampus pertama di Bali yang ada Laskar Anti Narkoba. Ini bisa jadi perpanjangan tangan BNN dalam pencegahan, pemberantasan dan rehabilitasi,” kata I Putu Sony Kurniawan dari BNN Kota Denpasar.

Kepada para mahasiswa anggota Laskar Anti Narkoba Bayu Pramana Universitas Dwijendra ini Sony menjelaskan bahwa narkoba harusnya didekati tapi tidak untuk dicoba-coba melainkan untuk dicegah, diberantas bersama.

“Boleh tahu narkoba tapi untuk dihindari bukan untuk dicoba-coba. Bangsa yang sehat adalah bangsa yang tanpa narkoba,” pungkas Sony yang juga merupakan alumni Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Dwijendra ini. (wid)