Foto: Tokoh  Puri Gerenceng Anak Agung Ngurah Agung (kiri) saat bersama Calon Walikota Denpasar Gede Ngurah Ambara Putra (kanan) dalam peringatan 114 tahun Puputan Badung.

Denpasar (Metrobali.com)-

Selama ini pembangunan di Kota Denpasar dinilai berjalan di tempat (stagnan). Padahal, keberadaan Kota Denpasar sebagai ibukota Provinsi Bali sebenarnya sangat kecil dibandingkan dengan kota-kota lainnya.

“Jadi kota kecil jadinya, bukan kota besar. Padahal Denpasar ibukota Bali lho,” kata Tokoh  Puri Gerenceng, Anak Agung Ngurah Agung usai acara peringatan 114 tahun Puputan Badung di Puri Gerenceng, Minggu (20/9/2020) yang dihadiri juga Calon Walikota Denpasar Gede Ngurah Ambara Putra.

Oleh karena itu, Anak Agung Ngurah Agung menilai Kota Denpasar ke depan harus maju di tangan Gede Ngurah Ambara Putra dan Made Bagus Kertha Negara (Paket Amerta) yang saat ini menjadi salah satu pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar.

“Kalau bagi saya, Denpasar harus majulah,  Apalagi sebagai kota metropolitan, Denpasar itu harus maju,” tutur kader senior Partai Golkar ini.

Baginya, keberadaan Denpasar sudah sangat kalah jauh dengan kabupaten tetangga seperti Badung. Apalagi di era pandemi Covid-19 ini, ia beranggapan malah Denpasar sudah dikalahkan oleh Bangli.

Situasi itu disebabkan karena Denpasar begitu terdampak pandemi Covid-19 karena sebagian besar bergantung dari pariwisata.

Terdampaknya pariwisata di Kota Denpasar juga menyebabkan keenganan pelaku pariwisata untuk membayar pajak.

Berbeda dengan kabupaten Bangli, Buleleng dan Tabanan yang mempunyai sektor pertanian saat ini masih bisa menyokong perekonbomian masyarakat.

“Kalau Covid-19 ini berlangsung lama, Denpasar bisa tinggal kenangan saja. Ya pertanian, peternakan lah sekarang munculkan,” tuturnya.

Ngurah Agung menilai, kedua pasangan kandidat dalam Pilkada/Pilwali sebenarnya sebagai putra terbaik yang dimiliki oleh Kota Denpasar. Siapapun pemenangnya dalam pemilihan nantinya, ia menitipkan  agar jangan sampai melupakan keberadaan puri, pura, para dan purana.

Baginya, puri dan pura identik sebagai tempat ibadah serta para atau rakyat harus diperhatikan, apalagi di tengah pandemi Covid-19. Kemudian purana yaitu mengenai silsilah orang itu harus dicatat, mengingat Denpasar masih rancu mana yang penduduk asli maupun pendatang. “Belum terdaftar semuanya itu,” kata dia.

“Kemudian mengenai masalah pendidikan, adat, budaya itu terus tergantung masyarakat.  Kalau kehidupan masyarakat baik otomatis adat dan budaya akan berjalan dengan baik,” jelasnya.

“Apalagi dengan situasi Covid-19 ini, masyarakat kan tidak bisa bercerita apa. Sekaya apapun karena harus aturan protokol ya dia harus sederhana juga kerjanya,” imbuhnya.

Di sisi lain, dirinya juga menyoroti keberadaan lingkungan di Kota Denpasar. Ia meminta agar keberadaan Kota Denpasar tidak mengalami kekeringan ketika musim panas dan tidak kebanjiran pada musim hujan.

Wujudkan Smart City Berdaya Saing

Untuk diketahui Gede Ngurah Ambara Putra dan Made Bagus Kertha Negara (Paket Amerta) merupakan pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar yang diusung Golkar, Demokrat dan NasDem.

Amerta mengusung visi “Membangun Denpasar yang Berseri (Bersih, Sejahtera dan Indah) Berlandaskan Falsafah Tri Hita Karana.

Visi ini ditunjang dua misi utama. Pertama , mewujudkan masyarakat Denpasar yang berbudaya, adil, inovatif dan sejahtera.

Kedua meningkatkan, mewujudkan Denpasar sebagai salah satu Smart City berdaya saing di Indonesia.

Calon Walikota Denpasar Gede Ngurah Ambara Putra menegaskan Smart City Denpasar harus terus ditingkatkan agar sesuai dengan perkembangan zaman saat ini maupun yang akan datang.

“Kedepan Kota Denpasar setidaknya harus memiliki daya saing agar mampu berdigitalisasi dan terintegrasi. Jika dilihat kota-kota lainnya juga telah mampu menerapkan digitalisasi serta terintegrasi dengan baik pula,” ujarnya.

Dengan demikian, tentu akan mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Denpasar dan akan mampu bekerja secara transparan.

Ambara menambahkan jika dilihat Kota Denpasar saat ini sebagian besar bergerak dalan bidang jasa. Jika dilihat, jasa tersebut bersumber dari SDM yang dimiliki saat ini maupun yang akan datang.

“Karenanya, SDM juga sangat penting kami perhatikan,” tandasnya. (ian)