Denpasar (Metrobali.com)-

Tokoh (Penglingsir) Puri Kesiman Denpasar Anak Agung Ngurah Kusuma Wardana mengaku galau terhadap rencana pembangunan di Bali yang tidak sepenuhnya mendapat dukungan dari masyarakat setempat.

“Saya sering menjadi tempat pengaduan dan menerima keluhan masyarakat, sementara saya tidak mempunyai kewenangan dan kemampuan dalam mengatasi yang menjadi keluhan mereka,” kata Kusuma Wardana di Denpasar, Senin (4/11).

Ia mengatakan hal itu ketika bersilaturahmi dengan Ketua PWI Bali Bagus Ngurah Rai dan jajaran pengurus PWI Bali, termasuk Badan Kehormatan PWI Bali I Made Raka Santri dan Jesna Winada.

“Keluhan itu kembali saya utarakan kepada ketua PWI beserta pengurus jajarannya dengan harapan pemerintah kabupaten/kota dan provinsi lebih peka dan peduli terhadap keluhan masyarakat,” ujarnya.

Ia menambahkan, ada saja kelompok masyarakat maupun perorangan yang menyampaikan keluhan akibat aroganti pemerintah yang tidak berpihak kepada masyarakat.

Masyarakat dari Kabupaten Karangasem, daerah ujung timur Pulau Bali misalnya mengeluhkan tentang galian pasir dan krikil (galian C) sehingga kawasan tersebut compang-camping sehingga mengganggu kelestarian lingkungan.

Padahal selesai penggalian pasir dan krikil Pemkab Karangasem seharusnya segera melakukan penataan kembali terhadap kawasan tersebut, sehingga tidak terkesan kawasan itu menjadi rusak.

Demikian pula aspek pembangunan lainnya. ,enurut dia, pemerintah dalam mengambil kebijakan dengan menerapkan pendekatan kepada masyarakat, sehingga upaya yang dilakukan pemerintah mendapat dukungan dari masyarakat.

“Dengan dukungan masyarakat otomatis rencana pembangunan dapat berhasil,” ujar Kusuma Wardana yang mengaku sedih terhadap jalan menuju Pura Dalem bagi masyarakat Kesiman, Denpasar diklaim sebagai aset Pemerintah Provinsi Bali yang sudah disertifikatkan.

Meskipun masalah tersebut akhirnya dapat diselesaikan Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta dengan masyarakat setempat secara damai. AN-MB