Tokoh2 Mabar Bubuhkan tandatangan(1)

Labuan Bajo (Metrobali.com)-

Privatisasi Pantai Pede terus menuai protes serta penolakan dari masyarakat. Bahkan sejumlah tokoh masyarakat Manggarai Barat (Mabar), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), turut menandatangani petisi penolakan privatisasi Pantai Pede. Di antaranya adalah Anton Hantam dan Andreas Fernandez.

Selain menandatangani petisi yang digalang Institut Lintas Studi (ILS) tersebut, para tokoh berpengaruh di ujung barat Pulau Flores itu juga menyatakan kesiapannya untuk menemui Gubernur NTT Frans Lebu Raya. “Kami siap mendampingi ILS untuk menyerahkan dokumen petisi penolakan privatisasi Pantai Pede ini kepada gubernur NTT,” kata Anton Hantam, di Labuan Bajo, Rabu (3/12).

Ia bahkan mengancam, jika pemerintah memaksakan diri melawan arus penolakan publik ini, maka akan berhadapan dengan masyarakat Manggarai Barat. “Kami siap mengerahkan masa untuk menduduki Pantai Pede,” tandas Anton Hantam.

Ditegaskan, pihaknya tidak mengerti dengan cara pandang Pemprov NTT terkait Pantai Pede. Sebab, sejak lama masyarakat Manggarai Barat menghendaki agar Pantai Pede dialihkan kepemilikannya dari tangan Pemprov NTT ke Pemkab Manggarai Barat.

“Keinginan masyarakat tersebut justru diabaikan. Sekarang malah Pemprov NTT menyerahkan pengelolaan Pantai Pede ke tangan investor. Kami sangat menyayangkan keputusan ini,” ujar Anton Hantam.

Ia pun berharap, gerakan yang digalang ILS saat ini dapat menggugah hati Pemprov NTT. “Saya berharap melalui desakan penolakan publik ini bisa membatalkan pengalihan pengelolaan Pantai Pede. Saya bersama tokoh lainnya siap menggalang dukungan penolakan privatisasi Pantai Pede,” ucapnya.

Selain tokoh masyarakat, para anggota DPRD Kabupaten Manggarai Barat secara personal juga ikut menandatangani petisi penolakan privatisasi Pantai Pede. Sementara DPRD Kabupaten Manggarai Barat secara kelembagaan, belum menyikapi kisruh privatisasi Pantai Pede ini. SON-MB