Semarang (Metrobali.com)-

Aparat keamanan dan intelijen harus siaga penuh 24 jam untuk menjaga kamtibmas pascaledakan di Vihara Ekayana Jalan Mangga Jakarta Barat, Minggu (4/8) malam, kata Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo.

“Dengan begitu luasnya wilayah NKRI kita dan jumlah penduduk yang begitu besar, saya kira tidak ada kata lain aparat dan intelijen kita harus siaga penuh 24 jam untuk menjaga kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat, red.), khususnya tempat-tempat ibadah dan objek vital,” katanya kepada Antara di Semarang, Senin (5/8).

Kejadian ledakan bom saat jemaah sedang melakukan ibadah di Vihara Ekayana Jalan Mangga II/8, RT 08, RW 08, Kelurahan Duri Kepa, Jakarta Barat, Minggu sekitar pukul 19.01 WIB, menurut Tjahjo, memang sangat mengejutkan semua pihak, khususnya jajaran aparat keamanan dan intelijen. Kendati demikian, tidak ada istilah kecolongan.

Atas kejadian itu, Tjahjo yang juga anggota Komisi I (Bidang Intelijen dan Pertahanan) DPR RI menegaskan kembali bahwa aparat kepolisian yang didukung Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror dan jajaran intelijen harus terkoordinasi dengan baik.

“Tidak ada istilah ‘egoisme sektoral’ karena ini terkait dengan ancaman terhadap masyarakat, bangsa, dan negara taruhannya,” kata kata Tjahjo yang juga alumnus Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.

Lebih lanjut dia mengatakan,”Saya yakin intelijen kita dan aparat sudah melakukan pemetaan semua jaringan-jaringan terorisme plus operasi intelijen dan teritorial.” Sekjen DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo memandang perlu penanggulangan terorisme dan radikal secara kontinu, khususnya operasi deteksi dini terhadap ancaman tantangan hambatan gangguan (ATHG), di samping membangun jaringan-jaringan dengan elemen-elemen masyarakat di dalam negeri dan luar negeri.

Menyinggung eskalasi kekerasan dan gangguan yang meresahkan masyarakat Indonesia, Tjahjo mengatakan, “Saya kira seluruh aparat intelijen kita khususnya dan aparat keamanan kita harus terus-menerus melakukan operasi intelijen secara terpadu plus monitoring dan penjejakan dan telaahan strategis secara kontinu dan tepat sasaran.” Hal itu mengingat, lanjut Tjahjo, wibawa Pemerintah dan nama Indonesia dipertaruhkan di mata dunia internasional, apalagi terkait dengan teror rumah-rumah ibadah dan objek vital strategis dan markas-markas aparat keamanan. AN-MB