Konsul

 

Denpasar (Metrobali.com)-

Tanggal 8 Desember 2015 merupakan hari ulang tahun pertama Konsulat Jenderal Republik Rakyat Tiongkok (KJRRT) di Denpasar. “Selama satu tahun sejak dibuka KJRRT, saya sudah mengenal (mendapat) banyak teman, dan sudah menjalankan banyak tugas dengan hasil yang memuaskan”, ujar Hu Yinquan, Konsulat Jenderal Republik Rakyat Tiongkok di Denpasar, Senin (7/12).

Lantas Konsulat RRT ini mengatakan, Saya sangat bersyukur bahwa hanya dalam setahun saja, kerjasama dan pertukaran antara ketiga provinsi dalam wilayah kerja KJRRT dan Tiongkok di bidang politik, ekonomi, kebudayaan dan lain-lain semakin bertambah, persahabatan rakyat kedua negara semakin mendalam, dan kerjasama konkret kedua pihak semakin erat . Jika ditanya apa perasaan saya saat ini, ada tiga hal yang ingin saya gunakan untuk menggambarkannya.

Yang pertama, dalam hal persahabatan. Pada tahun 2015, Wakil Perdana Menteri Liu Yandong mengunjungi Indonesia dan menghadiri The 2nd China-Southeast Asia High-Level People’s Dialogue yang diselenggarakan di Pulau Bali, dan beberapa Wakil Ketua dari The Chinese People’s Political Consultative Conference dan delegasi dari beberapa provinsi dan kota di Tiongkok juga sudah berturut-turut berkunjung ke Pulau Bali. Gubernur Provinsi Bali dan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah berturut-turut mengunjungi Tiongkok, dan tahun depan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) berencana berkunjung ke Tiongkok. Sudah terlaksananya saling berkunjung antara pemerintah Provinsi Bali dan pemerintah Provinsi Hainan. Semua ini akan mempererat persahabatan dan kesepahaman antara ketiga provinsi di wilayah kerja KJRRT dan Tiongkok. Pemerintah Provinsi Bali telah menyediakan fasilitas dan pengaturan yang sempurna kepada delegasi penting yang datang dari Tiongkok. Suatu hal yang patut menjadi catatan penting adalah ketika Gubernur Provinsi Bali I Made Mangku Pastika menerima Sekretaris Komite Partai Komunis Tiongkok Provinsi Hainan Luo Baoming di rumah dinasnya, Mangku Pastika dan Luo Baoming bersama-sama menyanyikan lagu yang berjudul Yue Liang Dai Biao Wo de Xin ( yang berarti Bulan Bisa Mencerminkan Hati Saya). Seluruh hadirin hatinya tersentuh oleh rasa penuh persahabatan dari Gubenur Mangku Pastika kepada rakyat Tiongkok.

Pun, ketika Gubernur Provinsi NTB Zainul berkunjung ke Tiongkok, saya memanfaatkan waktu cuti saya untuk menemani beliau mengunjungi kota Hangzhou yang terletak di Provinsi Zhejiang. Waktu itu kami sempat mengunjungi Masjid Feniks, salah satu dari keempat mesjid yang paling kuno di Tiongkok. Di sana kami berbincang masalah sejarah, agama dan budaya dalam suasana yang sangat menyenangkan. Saya merasakan sepertinya kami sahabat yang mengenal sudah cukup lama. Ketika mengunjungi Pelabuhan Ningbo, Gubenur Zainul mengatakan bahwa Provinsi NTB juga sangat membutuhkan pelabuhan sejenis ini .

Beberapa saat yang lalu, sekali lagi saya bertemu dengan Gubernur Provinsi NTT Frans di kota Kupang. Kami sudah saling mencapai kesepakatan untuk memperkuat kerjasama persahabatan antara KJRRT di Denpasar dengan Provinsi NTT, juga saling menukar pendapat dalam mendorong kerjasama di bidang ekonomi dan perdagangan, kerjasama investasi dan pertukaran budaya antara Provinsi NTT dan Tiongkok.

Ketika pergaulan sehari-hari dengan rakyat Pulau Bali, di mana pun kami berada, kami dapat rasakan persahabatannya rakyat Bali terhadap rakyat Tiongkok. Sebagai contoh, para pengemudi, pelayan di restoran atau di hotel, para tetangga bahkan orang yang sekedar lewat, tiap kali ketika bertemu dengan mereka pasti dibalas dengan senyuman yang manis. Seorang pengemudi yang bernama Wayan pernah mengatakan kepada saya bahwa dia sangat menyukai budaya Tiongkok, jika ada kesempatan dia akan belajar bahasa Mandarin. Seorang pelayan dari hotel, dengan senang hati pernah mengajari petugas kami bahasa Indonesia, dimulai dengan satu, dua, tiga…… Semua ini mencerminkan persahabatan mereka terhadap rakyat maupun wisatawan Tiongkok. Mungkin ini adalah faktor yang menarik semakin banyak wisatawan manca negara termasuk Tiongkok untuk berkunjung ke Pulau Bali yang banyak dijuluki Pulau Surga Dunia .

Beberapa tahun terakhir ini, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pulau Bali semakin meningkat, seiring dengan peningkatan kunjungan wisatawan kecelakaan yang tidak diinginkan pun meningkat. Pada tahun 2015 saja, sudah terjadi 7 kasus wisatawan Tiongkok yang terluka atau meninggal dalam kecelakaan. Setiap terjadi kecelakaan, teman-teman dari biro turis lokal dan etnis Tionghoa selalu segera bersama konsul perlindungan kami memberi bantuan kepada para korban . Kebaikan hati mereka sangat menggugah hati turis Tiongkok beserta keluarganya .

Yang kedua adalah dalam hal kerjasama. Inisiatif Presiden Tiongkok Xi Jinping “the Belt and Road” — telah menjadi ungkapan dipakai oleh media lokal dengan frekuensi tertinggi. Inisiatif tersebut akan menjadi tema yang penting dalam kerjasama Tiongkok dengan Indonesia dalam jangka pendek dan jangka panjang . Tiongkok menekankan pentingnya bekerjasama dengan Indonesia, dengan bukti nyata antara lain kereta cepat Jakarta-Bandung, The Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), serta BUMN Tiongkok melibatkan diri dalam pembangunan proyek-proyek infrastruktur di Indonesia, termasuk PLTU yang dibangun oleh China Huadian Corporation di bagian utara Pulau Bali. Seluruh Indonesia termasuk ketiga provinsi di kawasan konsuler kami menantikan investasi dari Tiongkok. Setelah berdiri KJRRT kami telah berturut-turut mengadakan promosi investasi bagi ketiga provinsi dan khususnya mengadakan promosi investasi bagi dua proyek besar dari Provinsi NTB kepada perusahaan-perusahaan Tiongkok. Tujuannya adalah membangun sebuah platform untuk mempromosikan proyek-proyek ketiga provinsi kepada perusahaan-perusahaan Tiongkok dan menjalin hubungan kerjasama bilateral supaya ke depan pragmatis dalam bidang ekonomi dan perdagangan dapat dilaksanakan .

Yang ketiga adalah Pertukaran Budaya. Teman-teman di Bali sering bercerita kepada saya bahwa sebagian nenek moyang orang Bali mungkin berasal dari Provinsi Yunnan, Tiongkok. Banyak peninggalan sejarah membuktikan bahwa kultur dan kebudayaan Bali sangat mirip, sebagai contoh kisah cinta Putri Tiongkok Kang Cing Wie, uang kepeng Tiongkok yang pernah dipakai sebagai mata uang di Bali, sampai sekarang masih dipakai dalam upacara adat Bali, pertunjukan barongsai yang kerap dimainkan dan banyak kata-kata dalam bahasa Tiongkok yang terserap ke dalam bahasa Indonesia sehari-hari. Selama Tahun Baru Imlek 2015, KJRRT kami pernah bekerjasama dengan perhimpunan-perhimpunan keturunan Tionghoa Provinsi Bali dan Provinsi NTT untuk mengadakan dua pertunjukan kesenian Tiongkok supaya masyarakat setempat dapat menikmati pertunjukan luar biasa dari para seniman Tiongkok. Belum lama ini, KJRRT kami bekerjasama dengan perhimpunan keturunan Tionghoa yang berada di Provinsi Bali, NTB, dan NTT untuk mengajak ahli-ahli dari Tiongkok untuk mengadakan pertukaran ilmu pengobatan tradisional Tiongkok, hal ini disambut hangat oleh rakyat setempat.

Satu hal yang sulit dipungkiri adalah, sekarang Pulau Bali masih sangat kekurangan pemandu wisata yang bisa berbahasa Mandarin, penataran bahasa Mandarin menjadi suatu hal yang amat diperlukan. Maka dukungan dan bantuan dari KJRRT kami bagi sekolah-sekolah di Bali dan NTB untuk mempromosikan pendidikan bahasa Mandarin juga mendapat sambutan hangat dari masyarakat.

Tahun ini merupakan satu tahun yang amat penting bagi saya dan KJRRT kami, Banyak tugas yang telah kami kerjakan kedepannya akan menjadikan landasan yang kuat untuk meningkatkan hubungan persahabatan, pertukaran dan kerjasama dalam berbagai bidang antara ketiga provinsi dengan Tiongkok. Mengenai tugas-tugas kedepan, perlu saya tegaskan bahwa belum lama ini Sidang Pleno Komite Sentral ke-5 Kongres Nasional ke-18 PKT telah meluluskan dokumen yang berjudul Usulan Sentral PKT mengenai Membentuk Rencana Pembangunan Nasional Lima Tahun (Repelita) ke-13. Belakangan ini, terdapat sebuah balada sangat populer di seluruh dunia dengan liriknya “untuk mengenal langkah selanjutnya Tiongkok, Anda sebaiknya memperhatikan Repelita ke-13…” jumlah klik sudah melebihi lima juta kali hanya dalam beberapa jam saja setelah balada tersebut dirilis, bahkan banyak media dari Inggris dan Amerika Serikat termasuk New York Times telah memberitakannya ke seluruh dunia. Hal ini menyatakan bahwa Repelita ke-13 Tiongkok ini sangat menarik perhatian seluruh dunia, bagaimana negara-negara sekitarnya dapat memperoleh keuntungan dari pembangunan Tiongkok supaya merangsang dan meningkatkan pembangunan ekonomi nasional mereka sendiri telah menjadi fokus perhatian masyarakat internasional.

Sejak tahun 1953, pemerintah Tiongkok setiap lima tahun merancang sebuah rencana mengenai ekonomi nasional dan perkembangan sosial, dan sampai saat ini telah ada 12 repelita. Dalam Repelita ke-13, dikemukakan target untuk secara menyeluruh dirampungkannya pembangunan masyarakat menengah yang sejahtera, juga disebutkan bahwa ekonomi Tiongkok akan terus stabil dan mempertahankan pertumbuhan laju menengah dan tinggi selama tahun 2016-2020 untuk memastikan PDB dan pendapatan per kapita penduduk perkotaan maupun pedesaan tahun 2020 lebih dari dua kali lipat dari pada tahun 2010. Rencana baru menekankan bahwa perkembangan adalah prioritas utama bagi pemerintah Tiongkok dalam berpemerintahan dan pembangunan negara, rencana baru tersebut juga memaparkan lima konsep perkembangan, yaitu inovasi, koordinasi, hijau, terbuka, dan berbagi.

Perkembangan Tiongkok semakin tidak terlepas dari perkembangan dunia, perkembangan dunia juga semakin tidak terlepas dari perkembangan Tiongkok. Memandang ke masa depan, dalam tugas mendatang, saya dan KJRRT akan meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan pemerintah setempat, dengan aktif mengembangkan hubungan persahabatan ketiga provinsi dengan Tiongkok, memajukan kerjasama pragmatis dalam berbagai bidang dan mendorong pertukaran dan saling pengertian rakyat supaya mencapai perkembangan bersama yang saling menguntungkan bersama sesuai dengan cetak biru dan target yang dirancang dalam Repelita ke-13. (Konjen RRT Denpasar).