Foto: Tokoh pendidikan Bali yang juga Sekretaris Dewan Pendidikan Kota Denpasar, Dr. A.A.A. Ngurah Tini Rusmini Gorda, S.H., M.M., M.H.

Denpasar (Metrobali.com)-

Di tengah kondisi pandemi virus Corona atau Covid-19 saat ini wajah dunia pendidikan kini tampak benar-benar berbeda dibandingkan sebelumnya.

Sekolah-sekolah lengang, sepi sebab siswa diwajibkan belajar dari rumah untuk mencegah penularan virus Corona ini.

Dalam situasi ini apa yang pernah disampaikan Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara menemukan relevansinya.

Bahwa “Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah. Pendidikan tak berhenti di bangunan sekolah saja, tapi juga di rumah, di jalan, dan di mana-mana.”

Pernyataan Bapak Pendidikan Indonesia itu dinilai sangat relevan dengan kondisi saat ini dimana para siswa tidak bisa belajar seperti biasa di sekolah secara tatap muka dengan para guru seperti situasi normal sebelumnya.

Melainkan kini siswa wajib belajar dari rumah, belajar secara online hingga juga mengakses pembelajaran yang disiapkan Kemendikbud yang ditayangkan/disiarkan melalui lembaga penyiaran publik seperti TVRI dan RRI.

“Setiap orang adalah guru. Setiap rumah adalah sekolah. Ini yang sekarang benar-benar kita rasakan dan jalankan,” kata tokoh pendidikan Bali yang juga Sekretaris Dewan Pendidikan Kota Denpasar, Dr. A.A.A. Ngurah Tini Rusmini Gorda, S.H., M.M., M.H.,Sabtu (2/5/2020).

Hal ini disampaikan Tini Gorda serangkaian Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh pada 2 Mei 2020 yang mengangkat tema “Belajar dari Covid-19.”

Menurut Tini Gorda salah satu nilai dan pembelajaran penting yang bisa dipetik dari pandemi Covid-19 ini adalah bagaimana kembali mengingat dan menjalankan apa yang disampaikan Bapak Pendidikan Indonesia ini.

“Dengan himbauan pemerintah bahwa siswa belajar dari rumah, kita mengingat kembali semangat Ki Hajar Dewantara bahwa setiap orang adalah guru dan setiap rumah ada sekolah,” tegas Tini Gorda yang juga dosen Undiknas dan Kepala Pusat Studi Undiknas (PSU) ini.

Hal ini kembali mengingatkan pentingnya peran orang tua dan keluarga dalam sistem pendidikan kita.  “Kita sebagai orang tua kembali pada kewajiban dari diri kita sebagai guru yang pertama dan utama bagi putra-putri kita,” imbuh Direktur Eksekutif GTS (Good-Trustworthy-Smart) Institute Bali ini.

Untuk menyukseskan belajar dari rumah ini, salah satunya kuncinya menurut Tini Gorda adalah adanya sinergi dan kolaborasi yang baik antara guru dengan orang tua yang mendampingi siswa belajar di rumah.

Perlu juga guru dan orang tua bersama-sama memunculkan inovasi untuk tetap menjaga dan meningkatkan semangat belajar siswa di rumah.

“Bagaimana metode belajar ini guru pun harus bersinergi dengan orang tua, buat suasana belajar anak menyenangkan,” kata putri dari pendiri Perdiknas almarhum Prof IGN Gorda ini.

“Jadi bagaimana kita buat inovasi agar bisa fokus pada anak. Tujuan pendidikan mencerdaskan kehidupan bangsa ya fokusnya pada anak. Bagaimana orang tua bisa menginovasi diri, guru juga sama,” imbuh Tini Gorda.

Ia juga mengingatkan adaptasi belajar dari rumah yang sangat cepat ini jangan sampai membuat kondisi psikologis siswa terganggu. Karenanya membuat suasana nyaman belajar di rumah menjadi sangat vital.

“Jangan sampai  virus Corona bisa kita hindari tapi masalah psikologis/psikis anak-anak malah meningkat,” kata Ketua DPD PIM (Perempuan Indonesia Maju) Provinsi Bali ini mewanti-wanti.

Siap Lakukan Lompatan Besar

Lebih lanjut Tini Gorda mengatakan dunia pendidikan harus siap melakukan lompatan yang luar biasa, yang tidak terpikirkan oleh kita semua sebagai dampak adanya pandemi Covid-19.

Lompatan  yang dimaksud adalah melaksanakan metode belajar mengajar secara online yang saat ini seperti menggantikan sementara metode konvensional tatap muka di kelas.

“Ini memang proses adaptasi yang luar biasa cepat. Dan kita tidak bisa menyalahkan pemerintah dengan adanya metode online dan dengan muncul pro kontra. Sebab Indonesia wilayahnya sangat luas, akses internet belum merata. Ini memang tantangan kita,” kata Tini Gorda.

Belum lagi jika bicara kesenjangan skill terkait penggunaan teknologi belajar online dimana pemahaman dan penguasaan teknologi baik bagi guru siswa bahkan orang tua yang memiliki mendampingi siswa juga belum merata.

Memang banyak ada kesulitan tapi ada jalan keluar yang diberikan agar belajar dari rumah bisa berjalan. Ada juga strategi lain yang disiapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) misalnya melalui belajar bersama TVRI dan RRI.

“Berbagai metode ini bisa kita ikuti sementara dalam masa transisi agar proses belajar mengajar tidak terputus. Tapi sebenarnya dari dulu progam belajar jarak jauh bisa tertulis, rekaman, sudah juga bisa teleconference. Tapi memang itu sebelum pandemi Covid-19, itu semua belum kita optimalkan,” ujar Tini Gorda.

Untuk melengkapi proses belajar mengajar yang saat ini sudah berjalan, Tini Gorda berharap juga Kemendikbud menyiapkan modul belajar yang bisa jadi salah satu standar dan diakses bersama.

“Mudah-mudah pemerintah melalui Kemendikbud bisa memetakan mana yang harus daring (online), mana yang harus konvensional dan seperti apa, apakah dengan modul atau lainnya,” tutup Ketua Umum DPD IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia) Provinsi Bali ini. (wid)