Ketua Komisi III DPRD Bali Nengah Tamba (TMS)  saat konferensi pers di Denpasar,  Rabu (18/4/2018).

Denpasar (Metrobali.com)-

Pengembangan produksi dan pemasaran komoditi buah-buahan khususnya pula buah lokal sangat penting bukan semata dari sisi ekonomi namun juga penguatan dan pemberdayaan petani. Sebab kondisi petani terus menurun karena rendahnya pendapatan mereka terutama saat panen raya dimana harga buah kerap anjlok.
Untuk itu,  menurut Ketua Komisi III DPRD Bali I Nengah Tamba (TMS) Bali perlu segera membentuk semacam konsorsium untuk membantu petani dalam meningkatkan produksi dan akses pemasaran buah-buahan guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin hari semakin meningkat.
“Dengan adanya konsorsium yang melibatkan dinas terkait dan perusahaan daerah maka persediaan buah untuk masyarakat akan terjaga dan terpenuhi. Dan yang lebih penting lagi hal ini bisa meningkatkan pendapatan petani sekaligus melestarikan lahan pertanian yang saat ini terus berkurang,” ujar Tamba di Denpasar, Rabu (18/4/2018).
Menurut Tamba harus ada perhatian serius pemerintah pusat maupun daerah menggarap potensi komoditas buah-buahan di Bali.  Terlebih juga bisa diarahkan mendukung pariwisata Bali dan utamanya meningkatan kesejahteraan petani. Jika potensi tersebut tidak digarap maka alih fungsi lahan bisa semakin menggila dan petani kian terpinggirkan.
“Kalau kondisi petani ini dibiarkan terus maka lama kelamaan bukan saja petani akan berkurang juga lahan akan beralih fungsi karena sudah tak ekonomis lagi dan tak mampu bayar pajak,” tambah Tamba.
Karena itu menurut tokoh Demokrat yang rencananya akan melenggang ke Senayan ini, sudah selayaknya Bali memiliki konsorsium untuk pengembangan buah-buahan ini. Apalagi Perda Perlindungan Buah Lokal sudah ada. Jadi tinggal merealisasikannya.
“Saya yakin ini bisa karena anggarannya ada. Tinggal political will saja. Lebih baik rugi untuk bantu petani daripada rugi di Sarbagita,” jelas Tamba seraya membandingkan anggaran Sarbagita yang setahunnya sampai Rp 13 miliar namun dinilai tidak efektif.
Tamba menambahkan Bali harus memproteksi buah atau produk lokal yang berkualitas. Ini banyak dilakukan di luar Bali. Dengan proteksi maka daya saing atau daya beli buah lokal akan meningkat.
Untuk itu, kata politisi yang terkenal dengan slogan TMS (Tamba Menuju Senayan)  itu memang perlu dibangun infrastruktur seperti pengadaan cold storage yang bisa menampung hasil panen dalam jumlah besar sekaligus ini menjaga kualitas dan menjamin ketersediaan buah sepanjang waktu. Juga perlu pemetaan masing-masing wilayah untuk mengetahui potensi dan kemampuan produksi di masing-masing wilayah atau sentra buah.
“Keberadaan konsorsium ini juga bertugas menampung dan membeli hasil panen petani,” ucapnya. Jadi petani akan lebih semangat, karena produk mereka sudah terjamin ada yang menampung.

Pewarta : Widana Daud

Editor      : Hana Sutiawati