Jurubicara Fraksi Badung Gede Made Retha.

 
Mangupura, (Metrobali.com)

Dalam rangka meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), Fraksi Badung Gede DPRD Badung mendesak pemerintah untuk melakukan inovasi. Hal itu diungkapkan Fraksi Badung Gede dalam rapat paripurna DPRD Badung untuk mendengarkan pemandangan umum (PU) fraksi-fraksi lewat juru bicaranya Made Retha, Selasa (19/10).

Rapat paripurna tersebut dipimpin Ketua DPRD Badung Dr. Drs. Putu Parwata MK, M.M. didampingi Wakil Ketua II Made Sunartha beserta Sekwan Gusti Agung Made Wardika. Sebagian anggota Dewan hadir secara fisik, sebagian lagi mengikutinya secara virtual.
Inovasi tersebut, ungkapnya, berupa intensifikasi dan ekstensifikasi guna meningkatkan PAD. “Dengan upaya ini, walau di tengah pandemi covid-19, PAD Badung dipastikan bisa meningkat,” tegas Made Retha.

Selain melakukan inovasi, fraksi yang merupakan gabungan empat anggota DPRD Badung dari Partai Demokrat dan Gerindra ini meminta pemerintah untuk terus berusaha meningkatkan pendapatan transfer baik dari provinsi maupun dari pemerintah pusat yang bersumber dari APBN melalui dana transfer umum, dana transfer khusus dan dana insentif dengan membangun berbagai inovasi kegiatan daerah yang bermanfaat bagi masyarakat Badung. “Ini sangat dibenarkan oleh PP 12 tahun 2019 maupun peraturan perundang-undangan lainnya,” katanya.
Fraksi ini sependapat dengan pemerintah untuk terus mendorong bangkitnya sektor pariwisata di masa pandemi covid-19 dengan tidak henti-hentinya melakukan berbagai inovasi.

Selain itu, fraksi ini mendorong pemerintah untuk terus membangkitkan  sektor pertanian dan perikanan sebagai alternatif potensi yang mampu menunjang PAD selain pariwisata. “Lebih-lebih kita telah menetapkannya sebagai program prioritas di bidang pangan. Untuk itu perlu memberikan konsentrasi lebih dalam implementasinya,” tegasnya.

Pada Ranperda tentang APBD 2022, pendapatan daerah yang terdiri atas PAD, pendapatan transfer dan lain-lain pendapatan daerah yang sah dirancang Rp2,9 triliun. Sementara belanja daerah yang terdiri atas belanja operasional, belanja modal, belanja tidak terduga dan belanja transfer dirancang juga Rp 2,9 triliun. (RED-MB)