Mangupura (Metrobali.com)-

          Untuk meningkatkan minat baca dan menumbuh kembangkan rasa cinta buku di kalangan para pelajar, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia, Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Badung menggelar Pameran Buku dan Membaca cepat. Acara yang akan dilaksanakan di 6 (enam) Kecamatan yang ada di Kabupaten Badung ini dimulai dari SD No.1 Sempidi Kecamatan Mengwi, Selasa (10/9). Kegiatan tersebut dihadiri Kepala Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten  Badung I Nyoman Suendi beserta jajarannya.
            Kepala Kantor Perpustakaan Daerah I Nyoman Suendi dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan pameran ini untuk memobilisasi potensi berupa buku-buku ke tempat-tempat yang pantas yaitu di sekolah-sekolah. Untuk itu Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Badung mencoba memobilisasi potensi berupa bahan-bahan pustaka karena untuk memobilisasi para murid-murid ke Kantor Perpustakaan tidak mungkin karena faktor keterbatasan waktu murid-murid untuk menuju Kantor Perpustakaan, begitu pula akan menambah beban pembiayaan. Disamping itu lomba ini dilaksanakan di sekolah-sekolah untuk melihat potensi sehingga ada kegiatan membaca cepat, mesatua Bali, bercerita tentang buku yang dibaca.
            Lebih lanjut Suendi menyampaikan, kegiatan ini juga untuk melakukan silaturahmi antar sekolah, agar tidak terjadi tawuran antar sekolah. Untuk itu Suendi mengajak para guru agar berkontribusi sehingga pameran dan kegiatan yang dilaksanakan dapat berjalan maksimal. “Untuk membuat orang pintar diperlukan 3 (tiga) faktor diantaranya; guru, buku dan praktek,” ujarnya.
            Sementara itu Kepala SD No.1 Sempidi yang diwakili salah seorang guru IPA I Made Pasta menyampaikan, terima kasih atas dipilihnya SD No. 1 Sempidi sebagai tempat diselenggarakannya pameran buku tahun 2013, mengingat moment ini sangat penting guna menumbuhkan dan menarik minat baca siswa yang nampaknya mulai menurun. Kemajuan teknologi bukan hanya mempunyai nilai positif akan tetapi juga berdampak negatif terhadap mental anak-anak, apalagi kurangnya perhatian orang tua, sehingga anak-anak lupa akan kewajibannya sebagai seorang siswa, pada akhirnya siswa lebih menyukai permainan yang tersedia dalam perangkat IT dan merasa membaca buku sangatlah membosankan.
            Made Pasta menambahkan, budaya belajar dan membaca merupakan kebutuhan, oleh karena itu kegiatan ini harus didukung sebagai sarana pembelajaran, maka buku merupakan hal yang penting. Sesungguhnya budaya dan membaca merupakan sarana untuk belajar yang harus didukung prosesnya, maka seharusnya membaca harus dijadikan budaya di sekolah masing-masing. PUT-MB