jokowi jk 2

Jakarta (Metrobali.com)-

Tim Kampanye Nasional pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) Joko Widodo dan Jusuf Kalla mengantisipasi berbagai potensi kecurangan dan pelanggaran pada pemilu presiden 2014, pada 9 Juli mendatang.

“Potensi kecurangan dan pelanggaran itu akan terjadi pada proses pemungutan suara, perhitungan, maupun rekapitulasi suara,” kata Anggota Tim Kampanye Nasional pasangan capres-cawapres Jokowi-JK, Enggartiasto Lukito, di Jakarta, Minggu (29/6).

Menurut Enggartiasto, guna mengantisipasi potensi kecurangan dan pelanggaran itu, Tim Kampanye Nasional pasangan Jokowi-JK sudah menyiapkan para saksi untuk ditempatkan di dalam dan di luar tempat pemungutan suara (TPS).

Dengan ditempatkannya para saksi di dalam maupun di luar TPS dalam jumlah yang besar, kata dia, diharapkan dapat meminimalkan kecurangan dan pelanggaran sehingga bisa menghasilkan pemilu yang jujur, adil, serta demokratis.

Tim Kampanye Nasional Pasangan Jokowi-JK akan menempatkan sekitar 3,5 juta saksi, baik di dalam maupun di luar TPS di seluruh Indonesia.

Saksi di dalam TPS ada sebanyak 1.135.980 orang, yang merupakan kader dari partai-partai politik pengusung pasangan Jokowi-JK.

Kemudian, saksi luar TPS yang terdaftar di Tim Kampanye Nasional Jokowi-JK ada sebanyak 2.439.200 orang yang berasal dari kader partai-partai politik pendukung Jokowi-JK maupun para relawan.

Enggartiasto menegaskan, seluruh saksi sudah terdaftar di Tim Kampanye Nasional Pasangan Jokowi-JK dan untuk saksi di dalam TPS dibekali surat mandat yang ditandatangani Tim Kampanye sesuai tingkatannya.

“Dari pengalaman pada pemilu legislatif 2014, banyak terjadi kecurangan dan pelanggaran di lapangan, sehingga diperlukan penguatan saksi,” kata Ketua DPP Partai NasDem ini.

Enggartiasto menambahkan, para saksi itu tidak hanya bertugas sampai pada usai pemberian hak suara di TPS saja, tapi terus memonitor secara berjenjang sampai pada penghitungan suara riil di KPU.

“Bukti dokumen penghitungan suara yang dipegang oleh para saksi, tidak hanya SMS hasil penghitungan suara di TPS, tapi formulir C1 Plano asli dan fotonya, untuk mengantisipasi kecurangan yang mungkin terjadi,” katanya. AN-MB