Poto : Pengamat dan pemerhati sosial dan politik Gede Sudibya
Denpasar, (Metrobali.com)-
Pengamat dan pemerhati sosial dan politik Gede Sudibya mengatakan, tim gugus tugas penanggulangan Covid-19 yang dibentuk oleh pemerintah pusat sampai ke daerah semestiya seperti satuan prajurit komando model Kopasus.
Hal tersebut dikatakan Gede Sudibya melihat belum cekatan tim gugus di daerah mengantisipasi penyebaran Covid-19 di Bali, Minggu (3/5) di Denpasar.
Menurutnya, komandan dan jalur komando ( line of command ) tim ini harus dan sangat jelas. Strategi penyerangan dan pertahananan dan sistem logistiknya harus akurat dan terukur.
Selanjutnya, kata Sudibya kekuatan penyerangan dan pertahanan hadir tepat waktu dengan jumlah kekuatan terukur. Dalam konteks perang melawan pandemi ini, strategi militer model satuan komando dapat berwujud:
Menurutnya. Implementasi kebijakan tidak bisa dengan himbauan, tetapi dengan aturan ketat disertai sanksi. Misalnya: aturan pemakaian masker, negara harus hadir, bisa Satpol PP, polisi atau pecalang, dan menegakkan aturan.
Demikian juga pengawasan untuk minimum lock down, pergerakan orang, isolasi wilayah dan mandiri, kata Sudibya harus jelas dan tegas.
Dikatakan, perlunya penguatam tim kesehatan dan kekuatan inti dalam pertahanan, sehingga keseluruhan sistem logistik tersedia tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan.
Dalam melawan perang total terhadap virus ini, kata dia harus merujuk ke sistem pertahanan keamanan rakyat, dimana musuh begitu dekat, tetapi kita tidak mengenalinya, risikonya tinggi: kematian, pelibatan masyarakat menjadi begitu penting, melalui keteladan pemimpin, pemberian kesadaran secara cepat terhadap besarnya risiko dari virus ini.
Menurut Sudibya kesadaran ini, rendah. Contohnya: banyak pasar ramai seperti biasa, orang tetap berkerumun, pemakaian masker sedikit, tidak tampak suasana kita sedang krisis, sedang berperang melawan virus.
“Begitu juga di kantor-kantor lembaga pemerintahan, kita tidak memperoleh impresi: negara dalam kegawatan: dalam keselamatan kehidupan  dan tekanan besar ekonomi,”.
“Impresi ini penting, bukan untuk membuat masyarakat menjadi takut, tetapi menjadi sangat waspada dan mengambil langkah terukur,” kata Sudibya.
Ia mengajak semua pihak harus bertumbuh kesadaran bersama agar perang ini tidak berlarut- larut, sehingga tidak berlangsung darurat sipil, ongkos politiknya mahal,dan proses demokrasi kita bisa set back, mengalami kemunduran.
“Proses dan strategi dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini jika tidak disiapkan dari awal maka aka  berbahaya di tengah masyarakat trauma dengan pandemi dan kehidupan ekonomi yang terpuruk, ” kata Gede Sudibya menyudahi wawancara ini.
Editor : Nyoman Sutiawan