Jakarta (Metrobali.com) –

Tim aerobatik angkatan udara Indonesia, Jupiter Acrobatic Team, masih akan tampil di Singapore Air Show pada Selasa, 11 Februari, meskipun ketegangan mengenai penamaan kapal Angkatan Laut Indonesia KRI Usman Harun.

“Tim aerobatik Jupiter sudah di Singapura dan saat ini sedang menjalani pelatihan untuk Singapore Air Show,” Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan di Jakarta Senin.

Namun ia menegaskan bahwa delegasi pejabat Indonesia diantaranya Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Moeldoko, Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Panglima Angkatan Udara Marsekal Indonesia Ida Bagus Putu Dunia dan Kepala Angkatan Darat Indonesia Letnan Jenderal Budiman tidak akan menghadiri Singapore Air Show.

Purnomo juga menegaskan bahwa Singapura telah membatalkan undangan untuk 100 personil militer Indonesia untuk menghadiri Singapore Air Show.

“Kami tidak akan membuat masalah ini lebih rumit. Jika mereka (Singapura) membatalkan undangan, maka kita membatalkan kunjungan. Sesederhana itu,” tambah Purnomo .

Menurut Purnomo penamaan kapal Angkatan Laut Indonesia KRI Usman Harun sudah final dan telah melalui prosedur dan merupakan hak Indonesia.

Purnomo juga menegaskan bahwa masalah ini tidak akan menggangu berbagai kerjasama Indonesia dan Singapura yang telah dilakukan selama beberapa tahun terakhir.

“Sejauh ini Singapura hanya menyatakan keprihatinannya mengenai penamaan kapal angkatan laut Indonesia . Indonesia dan Singapura memiliki perspektif sendiri mengenai masalah ini . Tapi Indonesia memiliki alasan yang kuat mengapa kita memilih nama KRI Usman Harun,” kata Purnomo.

Sebelumnya Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AU Marsekal Pertama Untung Suropati mengatakan penamaan kapal perang terbaru Indonesia Usman Harun telah melalui prosedur.

“Kami menggambarkan nama dari dua pahlawan nasional Indonesia,” kata Untung.

Sebelumnya, pemerintah Singapura telah menyatakan keprihatinannya atas penamaan kapal angkatan laut Indonesia menyusul kedua marinir Indonesia tersebut turut ambil bagian dalam pemboman MacDonald House di Orchard Road pada 1965 selama era konfrontasi Indonesia – Malaysia.

Konfrontasi itu sendiri terjadi setelah Presiden pertama RI Soekarno menuduh pembentukan Malaysia sebagai negara (dimana Singapura masih bagian dari Malaysia pada saat itu) yang didukung oleh kolonial Inggris.

Dalam upaya untuk menyusup wilayah Malaysia, Indonesia mengirimkan dua anggota angkatan lautnya yaitu Usman Haji Mohamed Ali dan Harun Said untuk mengebom Macdonald House di Orchard Road, Singapura yang menewaskan tiga orang dan melukai 33 lainnya Kedua marinir tersebut tertangkap dan dieksekusi di Singapura yang kemudian dikirim ke Indonesia di mana mereka dianggap sebagai pahlawan nasional.

Insiden ini kemudian menyebabkan ketegangan antara Indonesia – Singapura selama beberapa tahun. Namun hubungan tersebut dipulihkan ketika Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew berkunjung ke Jakarta pada tahun 1973 dan menaburkan bunga di kuburan marinir. (Ant)