Klungkung (Metrobali.com)
Khasus perebutan Pura Dalem, Prajapati dan Setra antara Kemoning (Tempek Kaja dan Kelod) dengan Budaga (Tempek Kauh) dan Gunung Niang serta Pande Galiran (Tempek Kangin) kemarin nyaris memanas.di karenakan kubu Kemoning belum membuka gembok Pura Dalem. Padahal Rabo 6/6 adalah giliran Budaga atau tempek kauh yang ngerainin di Pura tersebut. Awalnya kubu Budaga dilarang ngerainin oleh kubu Kemoning. Namun pihak Budaga berharap bisa melakukan kewajibanya tersebut. Akhirnya melalui pertemuan dengan Bupati Klungkung, Muspida Klungkung MUDP Bali dan MDP Klungkung serta ke empat tempek disepakati kalau gembok pura dalam akan di buka. Dan Budaga dipersilakan untuk ngerainin.
Namun faktanya rabu 6/6 pagi  ternyata pintu masuk Pura Dalem masih tergembok. Padahal bagi itu warga tempak kauh sudah stand bay untuk melakukan Ngerainin. Namun mereka belum bisa masuk  ke areal Pura karena masih tergembok. Saat itu juga Prejuru Desa Adat Budaga dan Kelian Gde Tempek Kauh mendatangi petajuh Desa Adat Kemoning Nengah Sukasta.
Kedatangan mereka adalah untuk mengambil kunci gembok Pura Dalem yang di gembok atas perintah Bendesa Adat Kemoning Wayan Mustika. Sukasta sendiri saat menghadiri pertemuan dengan Bupati dan Muspida sudah diminta Bupati Klungkung Wayan Candra untuk membuka gembok Pura Dalem.
Saat itu Sukasta bersedia mentaati anjuran Bupati tersebut. Selain itu sesuai keputusan MUDP Bali status Pura Dalem kembali ke jati mula yakni menjadi kewenangan 4 tempek termasuk Budaga dan Gunung Niang serta Pande Galiran.
Begitu didatangi setelah melalui pembicaraan yang cukup alot, Sukasta akhirnya menelpon Jro mangku Dalem. Selanjutnya prejuru Budaga langsung menuju rumah Jro Mangku Dalem untuk mengambil kunci. Selanjutnya kunci gembok tersebut diserahkan ke prejuru Budaga. Ternyata persoalan tidak semudah itu. Begitu kunci ditangan ternyata rombongan prejuru Budaga tersebut sempat dihadang warga Kemoning. Warga Kemoning tidak terima kalau Budaga mendahukui ngerainin.
Karena takut terjadi hal hal yang tidak diinginkan kunci tersebut lalu diserahkan kembali  ke Jro Mangku. Kemudian Prejuru Budaga diwakili Ketut Suartana menemui Bupati Klungkung untuk melaporkan persoalan tersebut.
Saat itu Bupati sedang berada di Paksebali untuk menghadiri Lomba Desa tingkat Provinsi. Selanjutnya terjadi pertemuan di Humas antara Suartana dan Sukasta sekitar jam 11.00 wita. Selaian itu hadir juga Waka Polres Klungkung Kompol Wayan Gde Suwahyu dan Kapolsek Klungkung Kompol Ketut Suartha.  Juga hadir Kabag Humas Wayan Sumarta dan bertempat di ruang Kabag Humas Klungkung.

Dalam pertemuan tersebut Sukasta berjanji akan membuka gembok Pura dalem tersebut. Namun demikian sempat terjadi tarik ulur hingga 3 jam. Selanjutnya Petajuh Desa Adat Kemoning tersebut mendatangi Pura Dalem untuk membuka gembok Pura dengan didampingi Putu Duana. Saat itu juga sempat terjadi dialog yang cukup panas. Karena Sukasta berjanji baru akan membuka gembok pukul 15.00 wita karena pihak Kemoning akan melakukan upacara Ngerainin pada jam tersebut. Namun kubu Budaga, Gunung Niang dan Pande Galiran diantaranya yang diwakili para prejuru seperti prajuru Budaga Suartana dan Wayan Bawa, dan Ketut Warta sedangkan dari  Galiran seperti Gede Suardana terus mendesak agar gembok pura di buka dulu.

Sementara masalah lainya sebaiknya dibahas kemudian dengan duduk bersama. Putu Duana Yasa yang juga salah satu prajuru Kemoning sempat ngotot akan membuka gembok pura pukul 15.00 wita saat Kemoning akan ngerainin juga. Juga jika dibuka dan Budaga ngerainin, Mangku Dalem tidak mau muput jikalau tidak bersama-sama melaksanakan Ngerahinin, ujar Duana.

Sontak perwakilan Budaga menjawab tidak jadi masalah jika Mangku Dalem tidak hadir untuk muput, kami sudah menyiapkan Mangku yang bisa memuput, ujar Ketut Suartana. Mendengar penjelasan yang sedikit keras akhirnya Petajuh Kemoning Sukasta berdiri menuju pintu masuk Pura Dalem untuk membuka.

Perlu diketahui pertemuan dijabe Pura Dalem tersebut disaksikan aparat Polisi baik berpakain dinas dan preman turut menyaksikan Waka Polres Klungkung Suwahyu, Kapolsek Kota, dan dari Kodim I Nyoman Tunggu beserta anak buahnya.  Sementara begitu pintu dibuka tepat pukul 12.05 wita  warga Budaga, dan tempek kangin dengan tertib masuk untuk melaksanakan Ngerahinin. SUS-MB