Jembrana (Metrobali.com)-

Tiga ekor babi yang mati di Lingkungan Biluk Poh Kangin, Kelurahan Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo akhirnya mendapat respon dari Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana.

Bahkan Kadis Pertanian dan Pangan Jembrana, Wayan Sutama langsung terjun ke lokasi untuk menindaklanjuti terkait laporan matinya tiga ekor babi milik warga setempat.

“Dugaan kami, babi mati karena pengaruh cuaca ekstrim dengan menunjukan gejala klinis anoreksia atau kehilangan nafsu makan” ungkap Sutama, Kamis (6/2).

Karena lanjutnya, sesuai gejala klinis dari pengecekan petugas Medik Veteriner Kecamatan dan hasil wawancara dengan pemilik babi, tidak ditemukan adanya tanda-tanda yang mengarah atau disebabkan semacam virus mematikan terhadap babi, meskipun ada dalam satu kandang.

“Kami memang tidak sampai mengambil sampel. Karena baru dilaporkan siang dan sudah dikubur lebih dari 4. Sehingga bisa kami pastikan lebih mengarah ke cuaca” ujar Sutama.

Kenapa ke cuaca kata Sutama, karena kondisi atap kandang yang hanya menggunakan bekas spanduk dan juga sudah rusak karena banyak berlubang.

“Sementara kami pastikan bukan karena penyakit membahayakan yang bisa menyebabkan kematian babi massal seperti di luar Jembrana” tandasnya.

Kendati demikian, pihaknya sudah memerintahkan ajarannya untuk tetap mengawasi sisa dua ekor babi milik saudara korban, termasuk babi milik warga yang ada di lingkungan sekitar. “Tadi kandangnya sudah kami semprot dengan diinfektan sebagai antisipasi” imbuhnya.

Warga juga diminta untuk selalu menjaga kebersihan kandang dan rutin melakukan penyemprotan diinfektan serta segera melaporkan jika ada babi mati.

“Sementara belum ada laporan lain. Mudah-mudahan tidak ada. Kami juga rutin melakukan sosialiasi ataupun KIE (komonikasi, informasi dan edukasi) ke masyarakat” pungkasnya. (Komang Tole)