Tidak “Permisi”, Pembangunan Rumah Dihentikan Warga
Jembrana, (Metrobali.com) –
Rencana pembangunan rumah 5×12 meter milik warga asal Denpasar di Banjar Wali, Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali, dihentikan puluhan warga Desa Pakraman Yehembang, Minggu (23/8).
Menghindari tindakan anarkis warga, sejumlah aparat kepolisian diterjunkan kelokasi.
Dar informasi Minggu (23/8), warga geram akan ulah warga pendatang ini. Selain tidak “permisi” dengan warga penyanding, Banjar Adat, Desa Adat Pakraman dan Desa Dinas Yehembang, warga pendatang ini juga tidak mengikuti ketentuan awig-awig (aturan adat) Desa Adat Pakraman Yehembang.
Terkait hal tersebut, Bendesa Yehembang Ngurah Gede Aryana, Minggu (23/8), membenarkan. Menurutnya, warga dan pihaknya merasa dilecehkan oleh warga asal Denpasar tersebut. Pasalnya sejak tanah itu dibeli hingga akan dibangun rumah, pihak penyanding, banjar adat, banjar dinas dan desa pakraman tidak diberitahu.
“Saya dapat informasi sewaktu membeli tanah pihak desa juga tidak tahu” terangnya.
Menurutnya, untuk membangun rumah dan menjadi warga desa, ada beberapa awig desa yang harus ditaati, dan wajib diikuti oleh warga pendatang.
“Ini tidak, tahu-tahu membangun. Malah tukangnya didatangkan dari luar” imbuh Aryana, dibenarkan Mangku Tamtam dan warga lainnya.
Kepala Desa Yehembang Made Semadi ditemui di lokasi mengatakan, istri pemilik bangunan memang sempat menemuinya dan menyampaikan akan membangun rumah.
Pihaknya kemudian menyarankan supaya juga menyampaikannya kepada bendesa (desa pakraman) dan banjar adat. Karena, ada awig yang harus dipenuhi.
“Nanti pemiliknya akan saya panggil. Tadi juga saya sampaikan ke warga untuk tidak bertindak anarkis” ujarnya. MT-MB
1 Komentar
saya setuju setiap pembangunan rumah atau pun bangunan lainnya harus mendapat izin dari bendesa adat dan kepala lingkungan setempat. dan pemilik bangunan tsb juga akan menjadi warga setempat. apapun ketentuan awig awig setrempat warga baru tsb wajib mentaati. Tapi biasanya hal tsb hanya diberlakukan terhadap warga kita saja tapi warga pendatang dari daerah lain tidak diberlakukan demikian. sebagai contoh warga pendatang tidak pernah ikut kegiatan gotong royong ataupun acara yg di lakukan oleh lingkungan setempat. coba kita camkan dan amati peristiwa tsb !