Klungkung (Metrobali.com)-
Harapan dan kita harapkan pasti selesai bigitulah yang sering didengar ditelinga masyarakat Klungkung tentang pembangunan Dermaga di Eks Galian C Gunaksa Klungkung. Puluhan milyar uang yang sudah tertanam, namun tidak ada satupun bangunan fisik yang terselesaikan.
Pemerintah khususnya Pemkab Klungkung disinyalir terlalu memaksakan kehendak untuk menempatkan pembangunan Dermaga seperti sekarang ini. Seharusnya masukan dari masyarakat yang peduli terhadap pembangunan diajak duduk bersama, kenyataan kritik dan saran selalu dianggap angin lalu. Nah siapa yang harus bertanggung jawab terhadap uang rakyat yang sudah terkuras puluhan milyard hanya membuang breac watter saja ke laut. Setiap tahun turun anggaran untuk pembangunan dermaga selalu hanya membuat breac watter, dan berapupun ditaruh bahan tersebut dan disusun ombak akan menelan hingga menyebabkan bangunan tersebut hancur. Hancurnya bangunan itu bukan karena cuaca tapi tempat tersebut ombaknya sangat ganas.
Seperti apa yang telah dilontarkan oleh Maestro Seni Lukis Nyoman Gunarsa  kalau pembagunan Darmaga di lokasi yang sekarang adalah salah besar. Dari analisa Gunarsa menilai Darmaga akan sangat sulit di bangun di kawasan sekarang ini karena daerah tersebut dikenal ombaknya sangat ganas. Selaian itu secara teori Darmaga mestinya agak masuk ke dalam terlindungi teluk, namun ini malah di bibir pantai dan Sungai.
“Ada indikasi kalau titik kordinatnya di paksakan disana,” ujarnya dalam beberapa kesempatan tahun lalu.
Apa yang pernah disampaikan Gunarsa dan beberapa warga Klungkung ternyata ada benarnya. Ternyata pembagunan Darmaga tersebut terus terganjal ombak. Akibatnya sampai saat ini belum jelas bentuk bagunan fisik dari Darmaga tersebut. Padahal untuk diketahui Darmaga ini sudah menelan miliaran rupiah uang rakyat.
Dari pantauan Metrobali  proyek tersebut benar benar masih porak poranda. Padahal pembagunan proyek tersebut sudah dilakukan sekitar lima tahun.
Sementara itu dari pengamatan Metrobali di lapangan, kondisi Darmaga malah makin parah. Break watter yang ada di timur dan barat yang sebelumnya nyaris kelar sekarang ini rusak parah. Bahkan breac watter sebeleh barat kondisinya rusak parah. Sementara yang di sisi timur juga sudah mulai tergerus.
Padahal sebelunnya pembagunan breack watter ini sudah menyerupai capit kepiting, namun sekarang rusak lagi. Beton beton yang dipakai nampak berserakan diterjang gelombang.
Dari imformasi yang di dapat Metrobali.com,  para pekerja proyek sudah dihentikan sejak dua bulan lalu. Para pekerja sendiri sudah pergi dan pulang ke kampong halamanya. Akibatnya di lokasi sekarang ini sepi karena pekerja tidak ada. Dua alat berat yang sebelumnya bekerja untuk menyusun beton beton tersebut sekarang terparkir rapi. Sementara itu beberapa warga yang ditemui Metrobali, mengatakan proyek tersebut dihentikan sementara karena ombaknya besar.
Sementara itu Kadis Peternakan Perikanan dan Kelautan Klungkung  Badiwangsa mengatakan kalau pembagunan Darmaga tersebut akan berlanjut terus. Bahkan kucuran dana yang akan datang akan langsung focus untuk pembagunan Darmaga. Hal ini dilakukan karena pembagunan Darmaga tersebut cukup mendesak dilakukan dan sangat dinanti nanti masyarakat Klungkung. “Darmaga ini sangat diharapkan masyarakat Klungkung sebagai transportasi utama ke Nusa Penida nantinya,” ujarnya. Ini juga sekaligus memecahkan persoalan transportasi ke Kepulauan tersebut yang terjadi selama ini.
Pemkab Klungkung sendiri sudah berupaya untuk bisa mendapat kucuran dana kembali dari Pemerintah Pusat di Jakarta. Dibutuhkan danan 60 milyar untuk menyelesaikan Mega proyek. SUS-MB