Keterangan Poto : Menyambut perayaan ulang tahun ke-7 yang akan jatuh di tanggal 7 Juli 2018 mendatang, The ONE Legian berkolaborasi dengan sang sister company, Hotel Vila Lumbung serta Rotary Club Bali menyelenggarakan social event bertajuk Thalassemia Blood Checking, Jumat (29/7) di  The ONE Legian.

Kuta (Metrobali.com)-

Menyambut perayaan ulang tahun ke-7 yang akan jatuh di tanggal 7 Juli 2018 mendatang, The ONE Legian berkolaborasi dengan sang sister company, Hotel Vila Lumbung serta Rotary Club Bali menyelenggarakan social event bertajuk Thalassemia Blood Checking, Jumat (29/7) di  The ONE Legian. Kegiatan itu, diisi dengan pemaparan dari Rotary Club tentang apa itu Thallassemia, bahaya dan dampaknya bagi kehidupan generasi berikutnya.

Menurut General Manajer The ONE Legian Eka Pertama, kegiatan yang terbuka untuk umum dan terbuka untuk semua orang. Acara Jumat (29/7( siang) tadi dimulai pukul 10.00 pagi hingga pukul 12.00 siang. Acara ini bersifat social event, acara ini tidak dipungut biaya apapun.

‘’The ONE Legian & Hotel Vila Lumbung berharap acara ini dapat menginspirasi public akan pentingnya cek darah untuk menjawab kondisi tubuh seseorang apakah mereka terkena thallassemia atau tidak,’’ katanya Eka Pertama yang juga anggota Rotary Club Denpasar, Bali ini.

Kegiatan ini sangat bersifat sosial. Mereka bebas dan gratis melakukan cek darah. ‘’Orang jarang bisa melakukan cek darah untuk thallasemia ini karena biaya checkingnya yang sangat mahal, antara Rp 800.000 s. Rp 1.000.000 setiap orang,’’ katanya seraya menambahkan pihak hotelnya memberikan check gratis kepada masyarakat umum tanpa dipungut bayaran,’’ kata Eka Pertama.

Lebih lanjut Eka Pertama  yang juga anggota Rotary Club Denpasar, Bali ini. mengungkapkan,  pengertian thalassemia adalah kelainan darah yang sifatnya menurun (genetik), di mana penderita penyakit thalassemia ini mengalami ketidakseimbangan dalam produksi hemoglobin (Hb).  Hemoglobin sendiri adalah komponen sel darah merah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen. Hemoglobin terdiri dari beberapa jenis protein, diantaranya protein alpha dan protein beta.

Ia mengatakan, penderita penyakit thalassemia tidak mampu memproduksi salah satu dari protein tersebut dalam jumlah yang cukup, sehingga sel darah merahnya tidak terbentuk dengan sempurna. Akibatnya hemoglobin tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah yang cukup. Hal ini berujung dengan anemia (‘kekurangan darah’) yang dimulai sejak usia anak-anak hingga sepanjang hidup penderitanya.

Penyakit thalassemia adalah penyakit yang bisa dibedakan menjadi beberapa tipe. Penyakit thalassemia alpha adalah thalassemia di mana penderita yang tidak mampu memproduksi protein alpha dalam jumlah yang cukup. Sedangkan mereka yang kekurangan produksi protein beta, menderita thalassemia beta.

Di Indonesia lebih banyak ditemukan kasus penyakit thalassemia beta. Insiden pembawa sifat thalassemia di Indonesia berkisar antara 6-10%, artinya dari setiap 100 orang 6-10 orang adalah pembawa sifat thalassemia.

Setelah mengetahui apa itu thalassemia, lanjut ia penting bagi diketahui penyebab thalassemia. Penyakit thalassemia adalah penyakit yang diturunkan oleh orang tua yang carrier kepada anaknya. Jadi, penyebab thalassemia adalah faktor genetik.

Sebagai contoh, jika ayah dan ibu memiliki gen pembawa sifat tthalassemia (thalassemia trait), maka kemungkinan anaknya untuk menjadi pembawa sifat thalassemia adalah sebesar 50%, kemungkinan menjadi penderita thalassemia mayor 25% dan kemungkinan menjadi anak normal yang bebas thalassemia hanya 25%. Karena penyebab thalassemia adalah faktor keturunan, maka sebenarnya perlu dilakukan skrining penyakit ini untuk mereka yang berusia produktif.

 Mengingat begitu bahayanya penyakit thalassemia  ini maka The ONE Legian berkolaborasi dengan sang sister company, Hotel Vila Lumbung serta Rotary Club Bali menyelenggarakan social event bertajuk Thalassemia Blood Checking.

Menurutnya, ada sekitar 200 orang melakukan checking tentang kondisi darah mereka. Para peserta yang terdiri dari mahasiswa, pelajar, dan masyarakat umum ini begitu antusias mengikuti kegiatan ini. ‘’Saya berharap, kegiatan ini bisa menginsirasi lembaga lain seperti hotel dan usaha pariwisata menggela kegaiatan yan serupa,’’ kata Eka Pertama.

Sementara itu, Asisten Gubernur Rotary Internasional  Suzana Chandra D3420 menjelaskan, thallasemia sangat berbahaya. Oleh karena itu, harus diketahui sejak ini gejala thalassemia. Gejala thalassemia beta sangat bervariasi, tergantung keparahan/kerusakan gen yang terjadi, mulai dari tanpa gejala (seakan normal) hingga yang butuh transfusi darah seumur hidup. Pengertian thalassemia beta dibedakan menjadi jenis mayor dan minor.

Lebih jauh ia mengungkapkan,  pengertian thalassemia minor adalah thelessemia dengan kerusakan gen yang ringan. Penderitanya hanya menjadi pembawa gen thalassemia sebagai penyebab thalassemia, dan umumnya tidak mengalami masalah kesehatan, kecuali gejala thalassemia berupa anemia ringan yang ditandai dengan lesu, kurang nafsu makan, sering terkena infeksi dan sebagainya. Kondisi ini sering disalahartikan sebagai anemia karena defisiensi zat besi padahal hal tersebut adalah gejala thalassemia.

Sementara itu, pengertian thelessemia mayor adalah thelessemia dengan kerusakan gen yang berat, sehingga jantung penderita mudah berdebar-debar. Berkurangnya hemoglobin berakibat pada kurangnya oksigen yang dibawa, sehingga jantungnya terpaksa bekerja lebih keras. Selain itu, sel darah merahnya cepat rusak sehingga harus senantiasa dibantu suplai dari luar melalui transfusi.

Pengertian thalassemia intermedia merupakan kondisi antara mayor dan minor, dapat mengakibatkan anemia berat dan masalah lain seperti deformitas tulang dan pembengkakan limpa. Rentang keparahan klinis pada thalassemia intermedia ini cukup lebar, dan batasnya dengan kelompok thalassemia tayor tidak terlalu jelas sehingga, keduanya dibedakan berdasarkan ketergantungan sang penderita pada tranfusi darah.

Pewarta : Nyoman Sutiawan