Denpasar (Metrobali.com)-

Mulai dilaksanakan sejak bulan April 2012 lalu dengan lima desa sebagai pilot project, Program Gerakan Pembangunan Desa Terpadu Mandara (Gebangsadu Mandara) mulai dirasakan manfaat positifnya oleh masyarakat khususnya Rumah Tangga Sasaran (RTS) yang selama ini hidup di bawah garis kemiskinan.

Dengan kucuran dana sebesar Rp. 1 milyar 20 juta, ekonomi kreatif di lima desa tersebut mulai menggeliat serta dampaknya mulai dirasakan oleh masyarakat. Testimoni dua Kepala Desa Penerima Program Gerbangsadu yaitu Bebandem Karangasem dan Pejarakan Buleleng cukup memberi gambaran dampak positif pelaksanaan program ini. Testimoni tersebut disampaikan pada Seminar Gerbangsadu di Ruang Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali, Senin (22/10).

Mengawali pemaparannya, Kepala Desa Bebandem I Gde Partadana menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pemprov Bali karena diberi kesempatan mendapatkan program Gerbangsadu Mandara. Sesuai dengan juknis, 80 persen atau Rp. 800 juta dana yang diterima dimanfaatkan untuk mengembangkan ekonomi kreatif di Desa Bebandem. Sedangkan 20 persen atau sebesar Rp. 200 juta dimanfaatkan untuk sarana dan prasarana.

“Hingga Oktober ini, kami telah menyalurkan bantuan untuk 43 kelompok ekonomi kreatif,” imbuhnya. Jenis usahanya mulai dari pertanian, home industri hingga simpan pinjam. Home industri yang berkembang di Bebandem diantaranya pembuatan ingke dan dodol salak. Bahkan, belakangan mulai ada inovasi untuk membuat pia salak. “Untuk pia salak ini kita belajar dari Jogja dan diharapkan bisa menjadi andalan Desa Bebandem,” imbuhnya.

Baru beberapa bulan berjalan, Desa Bebandem telah mendapat sisa hasil usaha (SHU) dari dana yang digulirkan sebesar Rp. 12 juta lebih. “Sesuai hasil rapat desa, SHU tersebut nantinya akan kami kembalikan untuk membantu masyarakat miskin di wilayah kami, misalnya untuk bedah rumah,” ujarnya. Sedangkan dana Rp. 200 juta yang dialokasikan untuk sarana dan prasarana dimanfaatkan untuk pembangunan sarana air bersih.

Keberhasilan program Gerbangsadu Mandara juga diungkapkan Kepala Desa Pejarakan I Made Sumita. Mengawali paparannya, Sumita mengungkap jumlah KK Miskin di wilayahnya yang mencapai 39,76 persen. Dana Gerbangsadu yang diterima antara lain dimanfaatkan untuk program penggemukan sapi sebesar Rp. 300 juta dengan sasaran 75 KK Miskin yang terbagi dalam 9 kelompok.

Selain itu, dana juga dialokasikan untuk program penggemukan babi sebesar Rp. 50 juta untuk 81 KK miskin yang terbagi dalam 9 kelompok. Dari Program Gerbangsadu, Desa Pejarakan juga membuat usaha penyewaan traktor dan pengelolaan sampah yang seluruh tenaganya melibatkan masyarakat kurang mampu di wilayah itu. Sedangkan alokasi anggaran untuk sarana dan prasarana, antara lain dimanfaatkan untuk pembangunan jembatan dan toko yadnya. Sumita optimis, Program Gerbangsadu akan mampu menekan angka kemiskinan di wilayahnya. IKA-MB