STT Widyatmika

Sekaa Teruna Teruni (STT) Widyatmika Banjar Peninjoan Desa Adat Batuan hari ini mendirikan baliho penolakan reklamasi di depan balai Banjar Peninjoan./MB

Gianyar (Metrobali.com)-

Sekaa Teruna Teruni (STT) Widyatmika Banjar Peninjoan Desa Adat Batuan hari ini mendirikan baliho penolakan reklamasi di depan balai Banjar Peninjoan. Aksi pemasangan baliho ini dihadiri juga perwakilan STT se Kecamatan Sukawati, ForBALI, Kelian Desa, pemuka masyarakat, Jro Bendesa Pakraman Batuan dan wakil dharma adyaksa PHDI, Ida Mpu Siwa Budha Dhaksa Darmita.

Aksi diawali dengan berkumpul di lapangan desa selanjutnya melakukan parade yang diiringi gamelan dan tarian barong menuju Balai Banjar Peninjoan. Sesampai di balai banjar, Massa disambut panggung hiburan yang dilanjutkan sambutan dan orasi oleh ketua STT. Widyatmika kemudian dilanjutkan orasi oleh Koordinator ForBALI.

Ketua STT Widyatmika I Komang Adhyaksa Putra menyatakan aksi penoalakan reklamasi yang dilakukan dilakukan oleh STT Widyatmika merupaakan bentuk solidaritas kepada masyarakat pesisir yang akan terdampak langsung dari rencana reklamasi Teluk Benoa sekaligus mengharapkan STT lain di Desa Adat Batuan ikut bersikap dan menolak rencana reklamasi Teluk Benoa. “Pemasangan baliho Tolak Reklamasi Teluk Benoa, Batalkan Perpres No.51/2014 tersebut adalah wujud aspirasi para pemuda banjar peninjoan untuk menolak reklamasi Teluk Benoa dan berharap dapat diikuti oleh STT lain di Desa Adat Batuan” ungkap Adhyaksa Putra.

Sedangkan Wayan Gendo Suardana dari ForBALI di dalam orasinya menyampaikan gerakan rakyat untuk menolak rencana reklamasi Teluk Benoa ini akan menunjukkan siapa-siapa saja yang benar-benar tulus menjaga tanah Bali, Desa-Desa Adat mana serta pemuda-pemuda mana saja yang benar-benar peduli akan tanah Bali karena penolakan reklamasi Teluk Benoa bukanlah urusan daerah pesisir saja tapi seluruh masyarakat Bali. “Penolakan reklamasi Teluk Benoa bukanlah urusan daerah pesisir saja tapi seluruh masyarakat Bali, karena reklamasi Teluk Benoa tidak hanya akan berdampak negatif terhadap pesisir saja tapi berdampak terhadap Bali secara keseluruhan” Ungkap Gendo..

Sementara itu, Ida Mpu Siwa Budha menceritakan kronologis sabha pandita yang memutuskan bahwa Teluk Benoa adalah kawasan suci serta meminta masyarakat ikut serta untuk menjaga tanah Bali dengan menolak pengurugan Teluk Benoa karena selain berdampak buruk pada lingkungan juga berdampak pada sosial budaya masyarakat Bali.
“Pengurugan Teluk Benoa harus ditolak karena selain berdampak buruk pada lingkungan juga berdampak pada sosial budaya masyarakat Bali” kata Ida Mpu Siwa Budha

Aksi penolakan reklamasi diakhiri dengan penandatanganan baliho oleh perwakilan massa aksi yang terlibat di dalam aksi STT. Widyatmika. RED-MB