mahmud ahmadMahmud Ahmad

Kuala Lumpur (Metrobali.com) –

Intelijen Malaysia mengungkapkan bahwa warga negaranya, Mahmud Ahmad merupakan salah satu aktor penting di balik aksi pengepungan oleh militan Maute di Marawi, Filipina. Selain bahwa dia disiapkan menjadi pemimpin kelompok teroris ISIS di Asia Tenggara.

Melalui sebuah laporan dari sumber intelejen, Dr Mahmud Ahmad, mantan dosen studi Islam Universitas Malaya yang pernah menerima pelatihan militan dari Al-Qaeda di Afghanistan akan menjadi komandan resmi ISIS di Asia Tenggara.

Sumber-sumber intelejen menyebutkan bahwa Mahmud Ahmad berada di balik rencana untuk membentuk sebuah fraksi ISIS di Asia Tenggara dengan menyatukan kelompok ekstremis dari Malaysia, Indonesia dan Filipina.

Ahmad saat ini berada di Filipina selatan dimana dia diyakini aktif berpartisipasi dalam kegiatan kelompok radikal di sana. Dia juga diyakini sebagai tangan kanan pemimpin Abu Sayaf, Isnilon Hapilon, dan dia berada di kota Marawi.

Laporan tersebut mengatakan bahwa Ahmad sedang diincar oleh ISIS untuk mengambilalih kepemimpinan dari Isnilon Hapilon, pemimpin milisi radikal Abu Sayyaf, dalam menciptakan dan memimpin benteng gerakan teror Timur Tengah di Asia Tenggara.

Hal ini disebabkan karena Isnilon, yang dinyatakan sebagai Emir pasukan ISIS di Filipina awal tahun lalu, mengalami luka parah dalam serangan udara di Basilan sekitar dua bulan  lalu.

Pemimpin tertinggi ISIS Abu Bakr al-Baghdadi sedang mencari seorang pemimpin di Asia Tenggara setelah kematian koordinator Malaysia, Muhammad Wanndy Mohamed Jedi dalam serangan pesawat tak berawak di Raqqa, Suriah, pada 29 April.

Selain Isnilon, Ahmad adalah satu-satunya wakil yang dipercaya oleh Baghdadi di Asia Tenggara.

Ahmad, yang pergi untuk berlatih di Afghanistan di bawah Osama bin Laden saat belajar di Universitas Islam Internasional di Islamabad pada akhir 1990an, telah mengajar di UM saat kembali ke Malaysia.

Juga dikenal sebagai Abu Handzalah, Ahmad melakukan perjalanan ke Filipina pada 2014 setelah polisi Malaysia mengidentifikasinya sebagai seorang militan dan kepala perekrut yang bertanggung jawab atas pelatihan dan mengirim militan untuk berperang di Suriah dan Irak bersama ISIS. Sumber : Tempo.co