Audiensi Sabha Purohito yang dipimpin oleh  Ida Pedanda Gede Putra Bajing dengan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika

Audiensi Sabha Purohito yang dipimpin oleh  Ida Pedanda Gede Putra Bajing dengan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, di ruang kerja gubernur, Jumat (5/1).

Denpasar (Metrobali.com)-

Masalah rencana mundurnya pelaksanaan Tawur Agung kesangan yang jatuh pada masa Nguncal Balung, mendapat perhatian serius dari sulinggih Sabha Purohito. Hal itu terungkap pada audiensi antara Sabha Purohito yang dipimpin oleh  Ida Pedanda Gede Putra Bajing dengan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, di ruang kerja gubernur, Jumat (5/1).

Ida Pedanda Bajing menyampaikan  hasil paruman Sabha Purohitodi Bangli 30 Januari lalu, yang sudah menetapkan tawur agung harus tetap berjalan. Hal ini dengan alasan bahwa tawur agung kesanga memang harus dilaksanakan pada sasih kesanga, bukan di sasih kedasa bulan depannya. Dan  hal itu menurutnya sudah sesuai dengan lontar Aji Swamendala yang menjelaskan bahwa tawur agung adalah upacara penting untuk menyeimbangkan alam menjelang Nyepi. Dan dia sangat bersyukur karena besoknya PHDI juga sudah melarat pernyataan dengan menyetujui pelaksanaan tawur agung kesanga tahun ini.

Menanggapi hal itu, Pastika sangat mengapresiasi langkah kedua lembaga keagamaan di Bali ini yang memiliki pemahaman yang sama tentang pelaksanaan upacara tersebut. Menurutnya, hal itu harus disosialisasi lebih luas ke masyarakat agar tidak menimbulkan kebingungan. Dia juga berharap agar tidak ada dualisme di antara dua lembaga itu di kemudian hari. “Perbedaan yang ada di Bali itu biasanya disikapi dengan bijak oleh masyarakat, contohnya tiap desa memiliki tata upacara sendiri. Akan tetapi hal itu tidak sampai menimbulkan perpecahan antara umat, itulah uniknya Bali,” bebernya.

Maka dari itu dia berharap, ke depan jika terjadi perbedaan pendapat memang harus disikapi dengan bijak. Meskipun Pastika yakin, masyarakat tidak akan mempermasalahkan karena sudah terbiasa hidup dalam perbedaan. “Maka dari itu saya kagum dengan masyarakat Bali. Semangat pluralismenya sudah terjalin dengan baik dari dulu,” imbuhnya. Dia juga berharap ke depan koordinasi antara dua lembaga ditingkatkan lagi. AD-MB