ok_1ok_3

Denpasar (Metrobali.com)-

Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, meminta perusahaan konsultan AKC (Airport Kenesis Consulting) asal Kanada untuk melakukan survei langsung ke lapangan terkait rencana pembangunan bandara baru di Bali utara. Hal ini dimaksudkan agar pihak konsultan bisa mendapatkan data yang lebih detil dan mutakhir mengenai kondisi lapangan.  Sehingga nantinya dapat memberikan gambaran rencana pembangunan bandara yang lebih akurat. Hal itu disampaikan Gubernur Bali usai memimpin rapat dalam rangka mendengarkan presentasi rencana pembangunan Bandara dari AKC, Senin (7/4).

 

Dalam pemaparan yang disampaikan oleh Tulus Pranowo, salah satu anggota konsultan asal Indonesia pada perusahaan tersebut,   AKC menyampaikan rencana pembangunan  bandara akan berjarak 1 km dari daratan ke tengah laut dengan membangun pulau buatan seluas 600 H, sebagai landasan pacu, terminal, apron dan  fasilitas bandara lainnya. Menurut, Kadishub Provinsi Bali,  Ketut Artika dari beberapa hasil survei yang sudah dilakukan beberapa pihak sebelumnya menyatakan kedalaman laut di daerah utara Kubu Tambahan mencapai 800 M. Hal ini membuat Pastika meminta AKC untuk memperdalam masalah tersebut. “Meski secara teknis  memungkinkan, apakah secara ekonomi itu bisa menguntungkan,” ungkap Pastika.

Menurut Pastika pembangunan bandara tersebut harus bisa meguntungkan disemua aspek kehidupan, baik lingkungan, budaya serta ekonomi. Pastika juga meminta semua pihak, baik tim kecil yang sudah dibentuk pemerintah, konsultan, agar bekerja lebih cepat, dan semua tokoh dan  masyarakat agar bisa memberikan masukan kepada pemerintah agar segera bisa diambil keputusan minimal menentukan lokasi dimana bandara mau dibangun. Dan dari hasil pemaparan semua konsultan yang masuk,  diharapkan segera bisa diputuskan konsultan yang mana yang akan dipilih. “Rencana pembangunan bandara  ini sekarang ibarat gadis cantik, banyak yang datang dan mau meminang, sekarang tinggal kita pilih yang mana, tergantung dari keuntungan yang akan diperoleh masyarakat Bali,” tegas Pastika.

Pastika juga sampaikan bahwa masih ada 2 konsultan lagi yang mau datang dan mau melakukan presentasi yaitu konsultan dari Singapura dan konsultan dari Jepang. Dan untuk dapat memberikan penjelasan yang lebih akurat, Pastika meminta semua konsultan harus melakukan feasibilty study sendiri dengan biaya sendiri. “Sehingga kita bisa lebih cepat untuk bisa mengambil keputusan untuk menentukan pilihan, “ pungkas Pastika.

 

Presentasi dari AKC memaparkan sebuah teknik pembangunan bandara di tengah laut seperti yang sudah dilakukan di beberapa negara seperti di Osaka dan Kobe di Jepang, Macau dan Dubai. Dan pihak AKC yakin bahwa data awal yang sudah dipegang sekarang terhadap kondisi laut utara Bali, secara teknik masih bisa untuk dilakukan pembangunan nandara. Namun dari segi ekonomi, jika kondisi laut terlalu dalam biaya yang ditimbulkan akan sangat besar. Untuk itu Gubernur meminta AKC untuk melakukan FS baik secara teknik dan secara ekonomi, karena data yang dipegang sekarang masih data yang didapat dari data Aangkatan laut TNI tahun 1995.

Pemaparan ini selain dihadiri kepala SKPD terkait, juga dihadiri oleh Ketua sabha welaka PHDI Bali, Putu Dwikora, Ketua Majelis Utama Desa Pekraman, Jero Gede Suwena Putus Upadesa, dan Wakil Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra. AD-MB