mohon diri bupati (FINAL) 2

Mangupura, (Metrobali.com) –

PADA 5 Agustus 2015 ini, AA Gde Agung, S.H. tepat 10 tahun memimpin Kabupaten Badung. Setelah serah terima jabatan dengan pejabat Bupati Badung Nyoman Harry Yudha Saka yang saat ini menjabat Karo Organisasi Pemprov Bali, pengelingsir Puri Ageng Mengwi tersebut resmi pamitan kepada seluruh masyarakat Badung. Sesuai dengan surat permakluman yang dikirim kepada sejumlah pihak, Gde Agung bersama istri, Nyonya Ratna Gde Agung secara pribadi dan keluarga menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kerja sama dan dukungannya selama ini. “Berkenaan dengan berakhirnya masa jabatan kami yang kedua sebagai Bupati Badung periode 2010-2015, perkenankanlah kami menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kerja sama dan dukungannya selama ini,” ujarnya.
            Gde Agung menyadari, selain prestasi dan keberhasilan yang telah diraih bersama, tentu masih terdapat kekurangan dalam hal pelayanan. “Karena itu, melalui kesempatan ini, perkenankan dengan penuh kerendahan hati, kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya,” ujarnya.
Selanjutnya, Gde Agung menyatakan mohon diri dan pamit. Dia tidak lupa berharap semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan bimbingan serta rahmatNya kepada kita semua.
            Gde Agung tak lupa menyelipkan pantun penutup “Badung Mangupura. Kirang langkung Titiang Nunas Agung Pengampura”.
Acara pamitan sebelumnya juga sudah dilakukan Bupati Gde Agung dengan menggelar road show ke tiap kecamatan di Badung. Diawali dengan masyarakat dan tokoh di Kecamatan Petang dan terakhir di Kuta Selatan.
            Melalui road show ini, Gde Agung menanamkan budaya santun seorang pemimpin. Seorang pemimpin jangan hanya medharma swaka saat pemilihan. Saat selesai menjabat pun, pejabat perlu melakukan simakrama. “Jangan sampai datang tampak muka, pergi tampak punggung,” ujarnya.
Selain pamitan, Gde Agung senantiasa mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada masyarakat yang telah memberikan dukungan selama ini. Selain itu, Gde Agung dengan bijaksana mengakui belum mampu paripurna dalam menjalankan tugas. “Ini tak lepas dari masa jabatan yang membatasinya sesuai ketentuan,” ujarnya.
            Walau begitu, raut muka sedih terlihat dari warga dan tokoh-tokoh masyarakat. Hal ini karena Gde Agung yang didampingi Ketut Sudikerta dan Made Sudiana sebagai Wakil Bupati, dinilai sangat sukses memimpin Badung selama dua periode. Sektor pendidikan, kesehatan, pertanian, pariwisata termasuk ekonomi masyarakat menggeliat. Ini tak lepas dari kesuksesan menggali pendapatan asli daerah yang fantastis sehingga APBD Badung menembus angka Rp 4 triliun lebih.
            Selain program umum dan wajib, Gde Agung dinilai mampu merancang program inovatif seperti pendirian SMK Pertanian di Petang dan Festival Budaya Pertanian. Festival ini, menurut pengelingsir Puri Agung Petang Gusti Agung Suryajaya, mampu mengangkat perekonomian dan pertanian Badung Utara.
Tak hanya itu, apresiasi juga muncul dari tokoh-tokoh dan praktisi pariwisata. Gde Agung dinilai mampu mengelola pariwisata dengan baik menyangkut pengelolaan, penataan dan pembangunan objek termasuk fasilitas pendukung seperti infrastruktur. Selain GIPI Bali, apresiasi juga datang dari PHRI dan BPPD Bali, PHRI dan BPPD Badung, pengelola objek wisata dan Serikat Pekerja Pariwisata.
Ketua PHRI Badung GN Surya Wijaya misalnya menilai, Bupati Badung memiliki komitmen yang kuat terhadap pariwisata. Selain itu Gde Agung dinilai memiliki kemampuan intelektual yang didukung SKPD, good attitude dan good luck.
            Tak hanya itu, kesuksesan Gde Agung memimpin Badung juga diakui oleh Ketua DPRD Badung Nyoman Giri Prasta. Saat penutupan rapat paripurna beberapa hari lalu, Giri Prasta menilai Gde Agung sukses memimpin Badung. Semua program pembangunan baik yang wajib seperti pendidikan dan kesehatan, Gde Agung juga sukses melakukan inovasi yang manfaatnya dirasakan langsung masyarakat.
RED-MB